DIibuat 25 Tahun Silam, Pusi GUS MUS Ini Masih Relefan Menggambarkan Keadaan!
Mampir Nulis, Puisi, fokuscirebon.com - Bagi kalian yang hobi membaca, baik puisi, opini, esay pasti tidak asing lagi dengan puisi - pusi karya KH. Mustofa Bisri atau akrab dikenal dengan sebutan GUS MUS. Para kiai, tokoh ulama, jamaah - jamaah pengajian dan para santri pasti tidak asing dengan sosok dari seorang agamawan, budayawan sekaligus sastrawan tersebut. Nah, kalian yang belum tahu, dan juga belum sempat membaca, merenungi karya - karya sastra berupa pusi dari Gus Mus, berikut akan kami sajikan puisi darinya yang paling fenomenal, bisa menembus kurung waktu 20 tahun. Maksudnya, puisi yang dibuat pada masa di era 80an, masih sama keadannya dengan era saat ini, mungkin bisa menjangkau puluhan tahun yang akan datang, luar biasa. Mengaku sebagai warga negara Indonesia, wajib tahu puisi berikut.
BACA JUGA: MAHASISWA HARI INI DAN ESOK NANTI , SEBUAH KEMUNDURAN ZAMAN!
“GUSMUS” dengan JUDUL “NEGERIKU”
BACA JUGA: DIANTARA RINDU DAN RESAH
BACA JUGA: KEBOHONGAN MANIS
MEMBACA INDONESIA
Oleh Gus Mus
Baca Aratikel Menarik Lainnya Di Bawah Ini:
BACA JUGA: MAHASISWA HARI INI DAN ESOK NANTI , SEBUAH KEMUNDURAN ZAMAN!
“GUSMUS” dengan JUDUL “NEGERIKU”
Mana ada negri sesubur negriku
Sawahnya tak
hanya menumbuhkan padi tebu dan jagung
Tapi juga
pabrik, tempat kreasi dan gedung
Prabot –
prabot orang kaya di dunia
Dan burung –
burung indah peliharaan mereka
BERASAL DARI HUTANKU
Ikan- ikan
pilihan yang mereka santap
BERMUARA DARI LAUTKU
Emas dan
Perak perhiasan mereka
DIGALI DARI TAMBANGKU
Air bersih
yang mereka minum
BERSUMBER DARI KERINGATKU
Mana ada negeri, sekaya negriku
Majikan –
majikan bangsaku memiliki buruh – buruh mancanegara
Brangkas –
berangkas bang ternama di dunia menyimpan hartaku
Negriku
menumbuhkan konglomerat, dan mengikis habis kaum melarat
Rata – rata pemimpin
negriku dan handai taulannya terkaya di dunia
Mana ada negeri semakmur negriku
Penganggur –
penganggur di beri perumahan
Dan gaji pensiUn
setiap bulan
Rakyat –
rakyat kecil menyumbang negara tanpa imbalan
Rampok –
rampok diberi rekomendasi dengan korp sakti Instansi
Maling –
maling diberi konsesi
Tikus dan
kucing dengan asik berkolusi
NEGERI HAHA HIHI (GUS MUS)
Bukan karena
banyaknya grup lawak
Maka negeriku
selalu kocak
Justru grup –
grup lawak hanya menggangu
Dan banyak
yang bikin muak
Negriku lucu
Dan para
pemimpinnya selalu mengocok perut
Banyak yang
terus pamer kebodohan
Dengan
keangkuhan yang menggelikan
Banyak yang
terus pamer keberanian
Dengan
kebodohan yang mengharukan
Banyak yang
terus memerkan ke kerdilan
Dengan
teriakan yang terus memilukan
Banyak yang
pamer kepengecutan
Dengan laga
yang terus memuakan
HAHAHA.. PENEGAK KEADILAN JALANNYA MIRING
PENUNTUT
KEADILAN KEPALANYA PUSING
HAKIM MAIN
MATA DENGAN MALING
WAKIL RAKYAT
BAUNYA PESING
HIHIHI..
Kalian jual
janji untuk menebus kepentingan sendiri
Kalian hafal
petatah petitih untuk mengelabui mereka yang tertindih
PETATAH
PETITIH HAHA
Anjing
menggonggong Kapilah berlalu
Sambil menggonggong
kalin terus berlalu, hahaaha
Ada udang
dibalik batu,
Ada udang
kepalanya batu
Haha, sekali
dayung dua pulau terlewati
Sekali
untung dua pulau terbeli
Gajah mati
meninggalkan gading
Harimau mati
meninggalkan belang
KALIAN MATI
MENINGGALKAN UTANG
Hujan emas
dinegeri orang
Hujan batu
dinegeri sendiri
Lebih baik
yu
Hujan –
hujanan caci maki
Aku masih
sangat hafal nyanyian itu
Nyanyian
kesayangan dan hafalan kita bersama
Sejak kita
disekolah rakyat
Kita berebut
lebih dahulu menyanyikannya
Ketika anak – anak disuruh nyanyi di depan kelas satu
per Satu
Aku masih
ingat
Betapa kita
gembira saat guru kita mengajak menyanyikan lagu itu bersama
Sudah lama
sekali
Pergaulan
sudah tidak seakrab dulu
Masing –
masing sudah terseret kepentingan sendiri
Atau
tersihir pesona duniawi
Dan kau kini
entah dimana
Tapi aku
masih sangat hafal nyanyian itu sayang
Hari ini aku
ingin sekali menyanyikannya bersama
INDONESIA
TANAH AIR BETA
PUSAKA ABADI
NAN JAYA
INDONESIA
SEJAK DULU KALA
SELALU DI
PUJA – PUJA BANGSA
DISANA
TEMPAT LAHIR BEDA
DIBUAI
DIBESARKAN BUNDA
TEMPAT
BERLINDUNG DIHARI TUA
SAMPAI AKHIR
MENUTUP MATA
Aku
merindukan rasa haru dan iba
Ditengah
kobaran kebencian dan dendam
Serta
maraknya rasa tega
Hingga kini
ada saja yang merubah lirik lagu kesayangan kita itu
Dan
menyanyikannya dengan nada sendu
INDONESIA
AIRMATA KITA
BAHAGIA
MENJADI NESTAPA
INDONESIA
KINI TIBA – TIBA
SELALU DI
HINA – HINA BANGSA
DISANA
BANYAK ORANG LUPA
DIBUAI
KEPENTINGAN DUNIA
TEMPAT
BERTARUNG BEREBUT KUASA
SAMPAI ENTAH
KAPAN AKHIRNYA
Sayang
dimanakah kini engkau
Mungkinkah
kita bisa bernyanyi bersama lagi
Lagu
kesayangan kitu itu dengan akrab seperti dulu
Notes:
- Puisi Diatas dibacakan pada acara yang bertajuk "MEMBACA INDONESIA"
- Simak video lengkapnya di SINI