Peranan Pesantren di Cirebon dalam Menyiarkan Islam dan Revolusi Kemerdekaan, Ini Sejarahnya!
Pesantren, Cirebon, fokuscirebon.com - Cirebon tidak bisa dilepaskan dari sejarah revolusi Indonesia (perjuangan kemerdekaan). Tidak sedikit para pejuang dan pahlawan kemerdekaan tersebut berasal dari Caruban Nagari. Perlawanan masyarakat Cirebon tidak hanya datang dari keraton atau kasultanan. Para pejuang yang tidak mau berkompromi dengan kolonial akhirnya menyebar dan membuat pondok pesantren. Salah satu pesantren paling tua yaitu ada di Cirebon. Seperti pesantren Babakan Ciwaringin, Kempek dan pesantren Buntet. Para kiyai sepuh dari pesantren - pesantren Cirebon merupakn seorang pejuang tangguh. Sayangnya tidak banyak masyarakat yang tau, sepeti apa kisah selengkapnya mengenai sejarah dan peranan pesantren Cirebon dalam menyiarkan Islam dan berjuang melawan penjajah? Simak ulasannya dibawah ini guys!
Kenapa Cirebon bisa dijuluki sebagai kota wali dan kota santri? Karena memang disinilah banyak melahirkan keturnan - keturunan pejuang islam dan pejuang kemerdekaan RI. Perlu diketahui, khusunya bagi warga di sewilayah tiga cirebon, (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan), bahwa keberadaan pesantren di Cirebon memiliki cerita dan sejarah panjang. Organisasi islam di Indonesia seperti Nahdatul Ulama (NU) yang merupakan organiasi islam terbesar di Indonesia dipelopori salah satunya dari kyai Cirebon bersama pendiri lain yang kita kenal yaitu KH Hasyim Ashari. Dan diceritakan pula bahwa logo atau lambang NU tersebut dibuat oleh Kyai asal Cirebon. Perjuangan kemerdekaan RI tidak lepas dari peranan para Kiyai atau ustad sepuh yang berasal dari Cirebon. Berikut Sejarah berdirinya pesantren - pesantren ternama di Cirebon?
1. Sejarah Pesantren Babakan Ciwaringin
Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon didirikan sekitar tahun 1127 H/ 1705 M. oleh Kyai Jatira. Kyai Jatira adalah gelar dari KH. Hasanuddinputra KH. Abdul Latief dari desa Mijahan Plumbon Cirebon. Beliau merupakan bagian dari Keraton Cirebon.
KH. Hasanuddin adalah seorang pejuang agama yang sangat dekat dengan masyarakat miskin. Desa yang kering dengan lahan pertanian yang kurang subur menjadikan dirinya berpacu mengembangkan pondoknya sebagai tempat peristirahatan yang jauh dari keramaian terutama dari pengaruh kekuasaan dan penjajah belanda. Maka dirintislah sebuah pesantren sederhana yang diberi nama Pesantren Babakan.
Diceritakan dalam sebuah majelis, almarhum KH. Abdul Mujib Ridlwan, Putra KH. Ridlwan Abdullah Pencipta lambang NU, mengajukan sebuah pertanyaan, “Kenapa Perlawanan Rakyat Surabaya itu terjadi 10 November 1945, kenapa tidak sehari atau dua hari sebelumnya padahal pada saat itu tentara dan rakyat sudah siap ?”
Melihat tak satupun diantara yang hadir dalam majelis itu dapat menjawab, pertanyaan itu dijawab sendiri oleh Kiai Mujib, “Jawabannya adalah saat itu belum diizinkan Hadratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari untuk memulai pertempuran, Mengapa tidak diizinkan? ternyata Kiai Hasyim Asy’ari menunggu kekasih Allah dari Cirebon yang akan datang menjaga Langit Surabaya, Beliau Adalah KH. ABBAS ABDUL JAMIL dari pesantren buntet Cirebon dan KH. AMIN SEPUH dari Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.” KH. Amin Sepuh bersama beberapa anaknya, para Kiyai Cirebon ( wil 3 Cirebon dan Jawa Barat) plus Ustadz, santri dan masyarakat benar-benar berjuang ke surabaya, Jawa Timur. Bahkan kabarnya yang menembak Jendral Mallaby dari Inggris yang di boncengi Belanda (NICA), adalah anak buah KH. Amin Sepuh yang bernama Kiyai Sholeh yang wafat disana.
2, Sejarah Pesantren Buntet Cirebon
Pesantren yang satu ini merupakan salah satu pesantren tertua yang ada di Cirebon, didirikan sejak zaman kolonial dan para sultan di Keraton Cirebon. Yang mendirikan pesantren Buntet juga merupakan orang dari keraton Cirebon sekaligus merupakan keturunan asli dari Sunan Gunung Djati yang juga diyakini sebagai garis keturunan Rosul Muhammad SAW. Sejarah berdirinya pesantren Buntet pula tidak lepas dari perjuangan Indonesia melawan penjajah. Perlawanan datang tidak hanya dilingkungan keraton yang akhirnya berkompromi dengan koloni. Keturunan - keturunannya yang tidak setuju akhirnya meninggalkan keraton dan banyak mendirikan pesantren, salah satunya yaitu pesantren Buntet Cirebon.
Awal mula berdirinya Buntet Pesantren, salah satu satu pesantren tertua di Indonesia, pertama kali didirikan pada abad tahun 1750 M, oleh KH. Muqoyyim bin Abdul Hadi, atau orang Buntet menyebutnya Mbah Muqoyyim. Beliau sebagai pejabat mufti (Pengadilan Agama Resmi) Keraton.
Salah satu sifat beliau adalah tidak mau koopratif dengan Belanda, yang banyak mencampuri urusan internal keraton, sehingga beliau lebih memilih tinggal di luar keraton dan mendirikan pesantren.
Dalam perantuan inilah beliau memulai kehidupan sebagai kyai dengan mendirikan masjid dan gubuk kecil dan mulai mengajar agama.
Melihat luasnya keilmuwan beliau dan dikenal sebagai orang Keraton serta tauladan yang beliau tunjukan masyarakat membuat pesantren beliau didatangi banyak murid, sehingga semakin berkembanglah pesantren dengan pesat dan terus berkembang hingga saat ini. Diyakini oleh masyarakat Cirebon dan masyarakat pulau Jawa khususnya, bahwa bagi yang ingin menimba ilmu di pesantren tidak boleh melwatkan untuk belajar di Pesantren yang ada di Cirebon. Konon katanya sehebatnya ilmu para kiyai atau orang yang pesantren, tidak akan sempurna jika belum belajar di pesantren Cirebon, yang dipercayai sebagai juru kunci untuk membuka gembok-gembok ilmu pengetahuan.
Sepanjang rentang sejarahnya, Pondok Pesantren Buntet menunjukkan sikap konsistensi, sikap perjuangan melawan segala bentuk penindasan dan penjajahan. Perang 10 November 1945 yang terkenal itu, takkan terjadi apabila para Kiai dari Cirebon yang ditunggu oleh KH Hasyim As’yari tidak muncul. Ketika itu Bung Tomo memohon keputusan hari “H” kepada KH Hasyim As’yari, beliau menjawab “Tunggu kedatangan Kyai dari Cirebon”. Kyai Cirebon yang dimaksud tak lain adalah KH Abbas Abdul Jamil (Buntet) dan Kiyai Amin Sepuh (Babakan Ciwaringin). Kiai-kiai Cirebon dan sekitarnya diiringi beberapa santri yang dating tiba di Pesantren Tebu Ireng, Jombang pada tanggal 9 November 1945. Selengkapnya KLIK DISINI
3. Sejarah Pesantren Kempek
Salah satu pesantren tertua yang merupakan cikal bakal berdirinya pesantren - pesantren yang lain di Cirebon dan Indonesia yaitu pesantren Kempek di Cirebon. Pesantren yang ada di Cirebon saling berkaitan satu sama lain karena memang didirikan oleh orang - orang yang memiliki persamaan garis keturunan. Seperti apa kisah atau sejarah pesantren kempek Cirebon, selengkapnya KLIK DISINI
Pesantren yang ada di Cirebon merupakan potensi atau merupakan kearifan lokal yang ada di Cirebon. Potensinya bisa dijadikan sebagai objek wisata relgi yang ada di Cirebon tidak hanya keraton dan makam Sunan Gunung Djati, di pesantren Cirebon terdapat banyak kisah, sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan yang bisa dijadikan referensi. Ingin memasukan anak atau saudara di pesantren Cirebon, berikut kami sajikan alamat - alamat pesantren yang ada di Cirebon?
Nama dan alamat Pondok Pesantren Cirebon:
- Pesantren Al Iffah, Desa Tegalgubug kec Arjawinangun
- Ar Riyadoh Attawabin Desa Panguragan Wetan kec Panguragan
- MUALLIMIN-MUALLIMAT JL.WIJAYA KUSUMA NO.59 DESA BABAKAN KEC.CIWARINGIN KAB.CIREBON kec CIWARINGIN 087710 473 838
- Kebon Jambu Al-Islamy Jln. Kebon Jambu No. 01 kec Ciwaringin 0231 342259
- Pesantren Buntet, Desa Mertapada Cirebon Timur
- Al Arofat Desa Gintung Lor kec Susukan `0813241510532
- Al Mujahiriyah Desa Marageni Bojong Kulon kec Susukan `081324247947
Selengkapnya mengenai alamat pesantren yang ada di Cirebon, KLIK DISINI
Notes:
Sebarkan jika dirasa bermanfaat
Pertanyaan lain silahkan komentar atau hubungi kontak fokus cirebon
Informasi diatas diambil dari berbagai sumber yang terpercaya