Sebelum membahas ke sosok profil mentri-mentri tersebut, kalian harus tahu, bahwa tokoh-tokoh tersebut merupakan orang berpengaruh di Cirebon dan Indonesia. Misalnya ada yang memproklamasikan pertama kali sebelum Soekarno dibuktikan dengan tugu proklamasi di depan alun-alun Kejaksan Cirebon, sampai mendirikan Rumah Sakit Gunung Djati Cirebon (RSGJ). Ini dia guys, profil singkat mentri-mentri asal Cirebon dan sekitarnya:
Dokter Soedarsono Mentri Era Kemerdekaan
Dokter Soedarsono merupakan putra daerah asli Cirebon, yang dimana pada saat perjuangan revolusi kemerdekaan merupakan salah satu tokoh politik sekaligus pejuang nasional di bawah garis kaderisasi Sutan Syahrir (Perdana Mentri Pertama RI). Dr. Soedarsono merupakan kader yang dibina langsung oleh Syahrir, dan pada saat Jepang menyerah pada sekutu pada tangga 14-15 Agustus 1945, Dr Soedarsono membacakan teks proklamasi pertama kali sebelum Soekarno pada tanggal 15 Agustus tersebut di alun-alun Kejaksan. Momentum tersebut di abadikan dengan adanya tugu proklamasi berbendul pensil di depan alun-alun Kejaksan Kota Cirebon.
Selain itu, Dr. Soedarsono merupakan orang yang mendirikan rumah sakit ternama di Cirebon, yang kita kenal saat ini dengan sebutan Rumah Sakit Gunung Djati (RSGJ). Dr. Sudarsono adalah Menteri Sosial dalam Kabinet Sjahrir I sejak 5 Desember 1945 - 12 Maret 1946 menggantikan Dr. Adji Darmo Tjokronegoro, Menteri Sosial sebelumnya [1] dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Dalam Kabinet Sjahrir II[2] serta Menteri Negara dalam Kabinet Sjahrir III masa kerja 2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947
Prof. Dr. Ir. Zuhal MSc EE Mentri Era Reformasi
Bukan hanya sebagai politisi, Prof. Zuhal merupakan seorang akademisi yang sangat berpengaruh di Indonesia. Ia merupakan guru besar Teknik Elektro ITB dan Universitas Indonesia (UI). Pendidikan tingginya ditempuh di ITB, University of Southern California, dan University of Tokyo.
Di bidang Riset dan Pengembangan Teknologi, ia pernah menjabat Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Ketua Dewan Riset Nasional (DRN). Di bidang korporat, ia pernah bertugas menjadi Direktur Utama (CEO) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), saat terjadi krisis listrik tahun 1992–1995. Sedangkan sebagai Pejabat Negara, ia diangkat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Meneg Ristek) pada Kabinet Reformasi, setelah sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Jendral Listrik dan Pengembangan Energi.
Dengan pengalamannya berkiprah di ranah akademis, bisnis, dan pemerintahan (triple helix) itu,ia merupakan salah seorang pendorong kuat terwujudnya Sistem Inovasi Nasional (SINAS) di Indonesia. ia adalah mantan Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) dan mantan Ketua Komite Inovasi Nasional (KIN).[3] Zuhal adalah Guru Besar Elektroteknik pada Fakultas Teknik, Universitas Indonesia (FT-UI).
Juwono Sudarsono
Memiliki benih dari ayahandanya yang juga merupakan pejuang sekaligus mantan mentri (Baca: Dr. Soedarsono), Juwono Sudarsono merupakan satu-satunya orang Cirebon yang berhasil menjabat sebagai mentri di era 5 Presiden sekaligus. Mulai dari Soeharto, Habibi, Gus Dur, Megawati, sampai SBY. Tidak hanya itu, Juwono pun merupakan wara sipil pertama yang menjadi Mentri Pertahanan.
Ia mendapatkan gelar kesarjanaan dari Universitas Indonesia dan selanjutnya gelar Ph.D. dari London School of Economics and Political Science. Dalam Kabinet Reformasi Nasional semasa pemerintahan Presiden BJ Habibie, Juwono Sudarsono menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional, kemudian pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid dipercaya sebagai Menteri Pertahanan (1999-2000). Selanjutnya diangkat sebagai Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Kerajaan Inggris hingga tahun 2004. Pada tanggal 21 Oktober 2004 dilantik kembali sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Bersatu di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampai 2009.
Prof. Dr.Ir. Rokhmin Dahuri, MS
Pria yang satu ini, meskipun lahir bukan di Cirebon, namun kecil hingga dewasanya tinggal di Cirebon, tepatnya yaitu di Gebang, Kabupaten Cirebon. Rokhmin Dahuri merupakan Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Gotong Royong. Ia meraih gelar sarjana pada tahun 1982 dari Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor dan gelar doktor dari School for Resources and Environmental Studies Dalhousie University, Halifax, Nova Scotia, Kanada pada tahun 1991. Saat ini ia menjabat sebagai Dewan Pimpinan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Ketua DPP PDI-P).
Dr(Hc). Helmy Faishal Zaini, S.T., M.Si

Saat ini ia menjabat sebagai anggota DPR RI, dan merupakan orang yang berpengaruh di lingkungan Nahdatul Ulama (NU). Semenjak ia terpilih menjadi Sekjend PBNU ia melepskan jabatannya di Partai Kesatuan Bangsa (PKB).
Prof. Yuddhi Chrisnandi
Ia merupakan alumnus dari SMAN 1 Kota Cirebon, saat ini Ia menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia pada Kabinet Kerja (2014–2019). Sebagai politikus, ia pernah menjabat sebagai anggota DPR pada periode 2004–2009 dari Partai Golongan Karya dan periode 2009–2014 dari Partai Hati Nurani Rakyat.
Awal tahun 2016, Yuddy merilis kinerja akuntabilitas kementerian dan lembaga-lembaga negara. Sejumlah kementerian diberi nilai dan diberi peringkat. Ada yang mendapat nilai tertinggi seperti Kementerian Keuangan. Akan tetapi, ada juga yang mendapat nilai paling rendah, yakni Kejaksaan Agung. Yuddy mengatakan, dapat diketahui sejauh mana tingkat akuntabilitas atau pertanggungjawaban atas hasil penggunaan anggaran.
Anies Baswedan
Nah, kalo yang satu ini bukan orang Cirebon, tapi orang Kuningan. Hemm, Kuningan dan Cirebon sama saja, masih mencakup dalam satu kawasan. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D, (lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969; umur 47 tahun[1]) adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ke-26 Era Jokowi-Jk. Ia adalah seorang intelektual dan akademisi asal Indonesia. Cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan, ia menginisiasi gerakan Indonesia Mengajar dan menjadi rektor termuda yang pernah dilantik oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2007, saat menjadi rektor Universitas Paramadina pada usia 38 tahun.
Anies dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid. Anies mulai mengenyam bangku pendidikan pada usia 5 tahun. Saat itu, ia bersekolah di TK Masjid Syuhada. Menginjak usia enam tahun, Anies masuk ke SD Laboratori, Yogyakarta. Menjelang pemilihan umum presiden Indonesia 2014, ia ikut mencalonkan diri menjadi calon presiden lewat konvensi Partai Demokrat.
Nah itulah orang-orang keturunan asli putra daerah Cirebon yang berhasil mengisi panggung Nasional sampai Internasional. Hemm, emang belum sampai ada yang menjadi Presiden sih. Tapi kita doain saja ya Sob, semoga ada orang-orang Cirebon yang terus mengeluarkan regenerasinya untuk menjadi seorang pemimpin yang adil, amanah , bisa memberikan manfaat dan kemajuan serta kesejahteraan sosial bagi Cirebon khususnya, dan Indonesia pada umumnya
No comments:
Write komentarTerima kasih sudah bertanya dan memberi komentar. Mohon maaf apabila ada pertanyaan yang tidak bisa kami jawab atau kurang memuaskan!