Sejarah Cirebon, fokuscirebon.com - Setiap daerah, terutama di pulau jawa, memiliki keunikan dan kearifan lokalnya sendiri. Bisa dalam bentuk kepercayaan, mitos, mistik dll. Kota Cirebon merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan mitos dan mistiknya. Disebut juga sebagai puser bumi. Tahu tidak, kalau di Kota Cirebon terdapat jalan yang dikeramatkan, orang cirebon mempercayai bahwa jalan tersebut bisa menghilangkan kekuatan atau kesaktian manusi-manusi yang angkuh dan sombong akan kekuasaannya. Seperti apa cerita selajutnya? Yu simak ulasan dibawah ini mengenai mitos dan sejarah jalan karanggetas kota cirebon.
Walaupun sudah sangat terkenal nama jalan Karanggetas tersebut yang bagi warga Cirebon dan sekitarnya sudah tak asing lagi di telinga. Konon katanya, menurut Sejarah Babad Cirebon, siapapun orangnya, yang berprilaku sombong, rakus, menggunkan kekuasaan dan kesaktiannya bisa langsung luntur ilmunya tersebut. Ini bukan hanya dongeng, atau mitos belaka.
BACA JUGA: Burok, Kesenian Cirebon yang Melegenda Sampai Saat ini
Sejarah telah mencatat, di dalam cerita babad Cirebon , nama Karanggetas diambil dari salah seorang manusia sakti bernama Pangeran Soka atau Syekh Magelung Sakti yang datang dari Timur Tengah, nama Karanggetas itu sendiri berasal dari kata Karang (tempat) dan Getas (mudah patah). Kala itu Syekh Magelung Sakti datang ke Cirebon mencari seseorang yang bisa memotong rambutnya.
Kedatangan Syekh Magelung Sakti ke Cirebon lantaran mendengar di daerah ini terdapat orang sakti yang bisa membantu memotong rambutnya. Dari cerita singkat Babat Cirebon tersebut, muncul sebuah mitos orang yang memiliki kanuragan yang tinggi, namun sombong akan luntur dengan sendirinya. Daerah tersebut dekat dengan Sungai Sukalila yang artinya harus dengan kerelaan hati.
Mitos tersebut masih mengakar di masyarakat pribumi maupun luar Cirebon. Dari mitos itu, tidak sedikit pejabat negara yang enggan melewati Jalan Karanggetas ketika mengikuti acara resmi kenegaraan. Mitos lain tentang daerah Karanggetas juga berkembang dan menjadi sugesti khususnya bagi masyarakat Tionghoa. Di sepanjang Jalan Karanggetas itu, berjejer toko emas yang mayoritas penjualnya adalah kaum Tionghoa Cirebon.
Bahkan beredar kabar santer bahwa Soekarno dan Soeharto tidak berani melintas di Jalan karanggetas tersebut. Dipercaya juga lengsernya Soeharto yang ditandai dengan berahirnya rezin orde baru dikarenakan sebelumnya Soeharto melintasi jalan Karanggetas tersebut. Tidak sedikit orang yang mempunyai pengalaman mistis. Terkadang tidak masuk akal, namun banyak fakta yang dialami langsung oleh warga Cirebon dan sekitarnya.
Getas yang berarti mudah patah menceritakan bahwa karang yang sangat kuat saja bisa getas di tempat itu, maka orang yang sombong memiliki ilmu yang tinggi bisa getas di jalan itu, yang kini dikenal jalan karanggetas. Kali sukalila juga berasal dari kata suka dan lillahitaala karena syekhmagelung merasa suka dan sudah ikhlas rambutnya dipotong.
Ketika syekhmagelung ingin mengucapkan terima kasih, kakek itu malah menghilang dan mengatakan kalau mau bertemu maka datang saja ke pamuragan, “di pamuragan kamu akan bertemu masa depan”. Syekhmagelung akhirnya mengikuti sayembara disana dan memenangkan sayembara tersebut.
Selain bisa mematahkankan “getas”, daerah karanggetas selalu basah dan stabil, hal ini dikarenakan sunan gunung jati pernah membuat kanal yang berfungsi agar perahu dari laut bisa lebih ke pedalaman. Selain itu kanal bisa menampung air laut saat pasang.
Di daerah Karanggetas Cirebon juga terdapat tradisi Slametan Lenga (Sodakoh Minyak) tiap malam Jumat Kliwon. "Minyak yang disedekahkan karena mengandung filosofi kalau minyak itu licin. Artinya sodakoh agar bahaya tak menyentuh tubuh kita. Secara kebetulan Masjid Jagabayan didirikan Tumenggung Jagabaya yang tinggal di daerah itu," sejarawan Cirebon itu memungkasi.
No comments:
Write komentarTerima kasih sudah bertanya dan memberi komentar. Mohon maaf apabila ada pertanyaan yang tidak bisa kami jawab atau kurang memuaskan!