Prolog
Telekomunikasi, Fokuscirebon.com - Seperti yang kita ketahui bersama, diera milinea ini perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) begitu pesat, tak ada sekat, tak ada batas. Wilayah yang sifatnya
privat sekalipun bisa tertembus oleh komersialisasinya. Sebetulnya perkembangan peradaban bisa jadi suatu peluang dan ancaman itu sendir bagi kelangsungan hidup berbangsa-bernegara, tergantung bagaimana memanfaatkannya. Sepertinya pemanfaatan teknologi secara cerdas dan bijaksana yang harus didiskusikan bersama. Jangan sampai terlewatkan begitu saja, sehingga menjadi lebih asing daripada orang asing itu sendiri.
Sebelumnya Aku berfikir potensi Indonesia hanya dari segi
Sumber Daya Alam (SDA), ternyata fikiranku tersebut salah kaprah ketika melihat potensi yang terkandung dalam sanubari negeri. Padahal terlalu banyak potensi yang bisa diolah sedemikian rupa, disulap menjadi sebuah output yang luar biasa terasa dampaknya untuk manusia yang ada didalamnya. Masih terlalu dini untuk disesali, dimana ada usaha disitu harapan akan selalu ada. Manusia Indonesia yang semakin hari terus beranjak berfikir akan pentingnya penggunaan teknologi untuk kehidupan, menjadi sebuah alternatif pembangunan berkelanjutan. Potensi
Sumber Daya Digital menjadi peluang emas yang sangat bisa dioptimalkan, menjadi salah satu pilar yang tidak boleh dipandang sebelah mata, dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sayangnya, lagi-lagi dan lagi, industri dan pasar digital sendiri masih dimonopoli oleh perusahaan - perusahaan asing. Tampaknya,
Kedaulatan Digital menjadi PR selanjutnya yang harus dirampungkan. Apa itu kedaulatan digital, apakah kita mampu bersaing dari segi teknologi? Sejauah mana potensi pasar digital dalam negri bisa menyumbang bagi pembangunan bumi pertiwi? Santai, mari kita bahas seraya menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut. .
BACA JUGA: CERITA TENTANG SEBUAH NEGERI SUMBER ENERGI YANG TERLUPAKAN: INI MANFAAT, HARAPAN DAN SOLUSINYA!
Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sekarang masih dikisaran kurang lebih 200 juta jiwa, menempati posisi jumlah penduduk ke 4 terbanyak di dunia. Alhasil, mereka yang ingin mengembangkan industrinya menjadi lebih maju, market digital Indonesia akan dijadikan sasaran tembak utamanya. Jumlah pengguna industri digital yang koan hari semakin masif tak terkendali , dijadikan ajang mencari keuntungan semaksimal mungkin, tanpa henti, kemudian diboyong ke negeri asalnya dengan riang gembira. Hasil menjarah pasar Indonesia begitu memukau mata, berkilauan layaknya permata dari negri kayangan sana. Tak salah, jika kemudian Indonesia ini menjadi sasaran empuk para pengembang teknologi komunikasi dan informasi, khususnya di bidang internet dan digitalisasi. Mari kita petakan satu per satu potensi sektor digital di Indonesia, melihat dengan hati nurani. Jangan kemana-mana, tetap di depan layar kaca Anda.
Sedikit menengok website dari Kementerian Komunikasi dan Telematika (Kominfo), kasian sudah dibuat kalau tak disambangi, hehe. Kominfo merilis jumlah pengguna internet aktif di Indonesia mencapai 73 juta jiwa. Berapa pesren dari total penduduk Indonesia, berapa kali lipat penduduk Singapura? Silahkan hitung sendiri, jangan malas. Nah, lalu pengguna sebanyak itu untuk apa saja? Seperti yang diungkapkan Kominfo bahwa pemakaian Media Sosial (Medsos) selalu menempati urutan pertama. Jangan bilang tidak tahu Medsos itu apa, pengguna Medsos terbanyak di Indonesia sudah bukan lagi hal yang tabu, itu rahasia umum. Lalu pengembang aplikasi medsos dari perusahaan dan negara mana? Jawab sendiri dalam hati ya.
Potensi dan Peluang Industri Digital Indonesia
Sudah disinggung diatas bahwa memang Industri Digital Global menguasai dan mengendalikan pasar di Indonesia, dengan mendapatkan keuntungan dari hasil kegiatan perdagangan digital perusahaan tersebut bisa ekspansi sampai ke penjuru dunia. Fakta mencengangkan selanjutnya, jangan kaget, apalagi mati bunuh diri. Industri digital global memiliki kekuatan serta penghasilan yang mampu setara bahkan lebih dari kekuatan finansial sebuah negara sekalipun. Waw, kita yang susah payah bekerja keras banting tulang sana sini, kerja rodi pagi sampai malam, penghasilan negara segitu - gitu saja. Tapi, mereka bisa meraup keuntungan sedemikian besar hanya dari jempol - jempol relawan pendudukan Indonesia yang menjadi salah satu penyumbang terbesarnya. Loh kenapa? Karena peluang dan potensi tersebut lebih mudah di serap oleh industri tersebut, tanpa memberikan nilai tambah bagi bangsa dan negara. Kita belum maksimal membaca peluang tersebut, cenderung memaksimal peluang aset mana yang bisa dijual, Indosat salah satu korbannya.
Baiklah sobat sekalian, supaya tidak bingung sekarang kita membedah apa saja yang ada dalam Industri digital. Kita mulai memetakan, agar mudah untuk menganalisis peluang dan manfaatnya, kemudian tinggal solusi yang harus dirumuskan. Industri digital telekomunikasi ini kita bagi menjadi tiga, yaitu Aplikasi, Perangkat Keras, dan Internet Satelit.
1. Aplikasi
Aplikasi kalau Aku tak salah, bentuk dan macam dari aplikasi sangat beragam, ada yang di ponsel, komputer, internet. Medsos merupakan salah satu yang bisa dikategorikan sebagai aplikasi. Sebagai contoh, yang juga menjadi makanan kita sehari - hari yaitu Facebook, Twitter dan Instagram. Ketiganya kita tahu sendiri bukan milik pengembang industri digital dalam negri. Berikut penjabarannya, simak dengan baik - baik, semoga termotifasi, bangun dari tidur panjang, hingga berdiri dan kemudian berlari mengejar mimpi, Indonesia sejahtera!
- Facebook : Aplikasi medsos yang satu ini sangat lekat sekali pasti diingatan kita semua, hampir setiap hari tangan mungil kita selalu mengaksesnya. Berdasarkan data terahir yang Aku tahu, Indonesia menempati urutan ke 4 pengguna Facebook terbanyak di dunia, yaitu sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif. Sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam pengaksesannya per bulan serta sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile per harinya (Sumber: harianti.com). Dengan aplikasinya ini, Mark Zuckerberg menjadi pemuda terkaya di Dunia. Bagaimana, masih tidak terkejut juga?
|
Sumber www.smartbisnis.co.id terbaru 2015, |
- Twitter: Nah aplikasi medsos cuit - cuit yang satu ini pun masih memiliki tempat di relung hati para pengguna medsos Indonesia yang baik hati dan tidak sombong. Indonesia juga sempat menempati urutan pengguna terbanyak. Berdasarkan data terahir, Twitter memiliki 19,5 juta pengguna di Indonesia dari total 500 juta pengguna global. Twitter menjadi salah satu jejaring sosial paling besar di dunia sehingga mampu meraup keuntungan mencapai USD 145 juta. Namun, belakangan ini mulai sedikit menurun karena kalah saing dengan saudara sepupunya yaitu Instagram.
- Instagram: Aplikasi berbagi foto Instagram mengumumkan temuan sebuah penelitian yang mengejutkan lagi terkait industri digital. Bisa di bilang baru, namun perkembangannya begitu pesat, Brand Development Lead Instagram APAC Paul Webster mengungkapkan, Indonesia sendiri adalah salah satu negara dengan jumlah pengguna Instagram terbanyak dengan 89 persen Instagrammers yang berusia 18-34 tahun, setidaknya pemakaian seminggu sekali. Lagi - lagi, Indonesia menjadi pasar yang sangat menggiurkan. Keuntunga yang didapat berapa? Hemm, cari sendiri saja barangkali mabok bukan kepayang kalau dikasih tahu.
|
Lihat perbandingan kondisi internet dan media sosial di Indonesia dibanding negara-negara di Asia Tenggara (catatan: persentase dibuat berdasarkan jumlah populasi masing-masing negara) |
Itu baru soal aplikasi medsos, belum lagi soal softwere lain seperti
Android, Blackberry dan iOS. Jangan dijelaskan lagi kalau soal itu, yang jelas tiga serangkai masih mendominasi pasar di Indonesia
guys. Dominasinya sangat luar biasa, bisa terlihat tanpa menggunakan kaca mata, apalagi teropong bintang. Industri Kreatif seperti games misalnya, juga masih didominasi asing. Sebetulnya tidak sedikit karya anak bangsa dalam bidang telekomunikasi, seperti medsos, aplikasi, softwere, hardwere dan industri kreatif yang potensial. Cuman memang, mau bagaimana lagi, Aku sendiri bingung untuk mengungkapkannya. Hanya saja partisipasi aktif masyarakat untuk melihat peluang dan potensi pasar digital masih minim. Watak munafik masih mendarah daging, bangga ketika menggunakan produk luar. Sebagai perbandingan, berikut beberapa karya anak bangsa di bidang telekomunikasi digital yang wajib kalian ketahui:
- Aplikasi CepatSehat Karya Andre Christoga: Siapa bakal menyangka, jari-jemarinya yang mungil, usianya masih belia, bisa membuat sebuah karya yang begitu luar biasa bermanfaat. Bocah tersebut yaitu Andre Christoga (12) namanya. Bersikap, dan bertingkah laku layaknya anak berusia masih belasan, sudah mampu menjadi sorotan publik di Indonesia dikarenakan karya - karyanya di bidang teknologi. Andre ucapan akrabnya, berhasil membuat beberapa aplikasi, sampai melakukan kegiatan hacking. Aplikasi pertamanya berupa kalkulator yang bisa di unduh di Google Play Store. Namun, berkat pengalamannya saat sedang jatuh sakit yang disulitkan dengan birokrasi dan pelayanan di BPJS Kesehatan, membuatnya berinisiatif membuat sebuah aplikasi kesehatan dengan nama "CepatSembuh". Berkat keunikan dan bakat yang dimiliki, Ia bisa menjadi punggawa teknologi di Indonesia dengan julukannya sebagai "Programmer Cilik". Saat ini, karya yang sedang dibuat Andre diikutsertakan dan berhasil menjadi seorang finalis di acara Eagle Decomentary. Yu dukung, hanya dengan melakukan vote. Semoga karyanya tersebut bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari dan menjadi alternatif sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Klik di sini, untuk melakukan Vote.
- . Sebangsa : Aplikasi media sosial yang satu ini tidak kalah keren dengan aplikasi lainnya loh. Jangan mengaku Indonesia banget kalau belum coba menggunakan aplikasi yang satu ini. Asli karya anak bangsa. Bangga jadi Indonesia? Yu, unduh aplikasinya
di sini
- Catfiz: Nah, kalau ini merupakan aplikasi
chating yang sangat menarik. Membanggakannya lagi aplikasi tersebut dibuat oleh PT Dunia Catfish Kreatif Media asal Surabaya dan namanya sudah harum mewangi hingga menembus pasar beberapa negri diluaran sana. Mungkin di Indonesia sendiri tidak terlalu terdengar, tapi bangsa lain sudah banyak yang mengaksesnya, seperti Arab Saudi, India, Kuwait dan Venezuela. Sebagai anak bangsa sendiri kita tidak pakai, sangat keterlaluan menurut Aku sih. Yu di unduh, klik
di sini
- INheritage: Boundary of Existence: Kalau ini bukan aplikasi jejaring sosial seperti diatas, melainkan sebuah
games yang Indonesia banget. Mulai dari grafik, sampai musik yang disajikannya khas Nusantara.
Games yang dikembangkan oleh Tinker Games perusahaan asal Bandung ini memiliki alur cerita mengesankan, latar yang familiar serta musik yang khas. Tanpa kita ketahui,
Games yang satu ini bahkan sampai merambah ke Negeri Sakura dan dialihbahasakan ke bahasa Jepang. Unduh aplikasinya di Play Store,
di sini
- Warung Chain: Go Food Express: Games terbaru ini sekarang menjadi topik hangat pembicaraan, dengan prestasinya yang bisa menembus pasr global karena mendapatkan tempat khusus (
Featuring) bersama sejumlah
games lain di Google Play Store seluruh dunia. Selain itu, prestasi membanggakan lainnya yaitu dikarenakan menjadi sebuah games terfavorit, berhasil mencuri hati masyarakat dunia. Dibuktikan dengan sebuah capaian luar biasa, mendapat lebih dari 900.000 unduhan. Angka tersebut merupakan total dari unduhan di toko aplikasi Apple App Store dan Google Play Store. Games ini sukses menempel ketat
Clash of Clan sebagai aplikasi gratis yang paling banyak dicari dan di unduh
.
Aplikasi untuk Memaksimalkan Kinerja Pemerintah: Di era serba teknologi ini pun dilihat oleh Pemerintah sebagai suatu potensi dan peluang, terutama untuk memaksimalkan kinerja serta tupoksinya. Tidak hanya itu, bahkan bisa memudahkan masyarakat untuk mendapatkan data informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan pemerintahan, diataranya soal transparansi, penanganan kemacetan, pengaduan sosial dan lain - lain. Tidak sedikit aplikasi yang sudah dibuat, seperti Lapor, Kominfo, E-Government E-Budgeting, E-library, Qlue, Tombol Panik, Media Social Mapping , Simaya, PnsMail dan berbagai aplikasi lainnya.
Kesemua aplikasi tersebut bisa dimanfaatkan oleh kita sebagai warga negara untuk memperoleh hak - haknya. Memang belum semua Pemerintahan menggunakannya, baru beberapa saja. Maka sudah tugas kita semua berpartisipasi aktif dalam mendorong pemanfaatan teknologi digital demi kepentingan bersama, tentunya dengan cerdas, kreatif dan produktif.
2. Perangkat Lunak dan Keras
Nah cerita soal perangkat lunak dan keras di negeri ini pun tidak kalah menariknya dari adik kandungnya perangkat lunak. Berbagai perusahaan - perusahaan multinasional yang bergerak di bidang ini selalu menempatkan Indonesia menjadi pasar penting untuk kemajuan perusahaanya. Perusahaan tersebut berbicara sangat jujur dan terang - terangan. Aku sendiri, menyoroti kiprah Ericsson. Indonesia berkontribusi sangat besar memberikan pemasukan terhadap perusahan tersebut. Sebagai perusahaan yang sudah beranak pinak selama 101 tahun, Ericsson telah bermitra dengan Telkomsel, Indosat, XL Axiata, dan Axis. Perusahaan - perusahaan asing tidak sedikit yang betah bermukim di Indonesia, kenapa? Penduduknya ramah, jempolnya murah.
CEO Ericsson Hans Vestberg mengakui Indonesia sejak dulu selalu masuk dalam 10 besar negara yang memberi kontribusi besar pada pendapatan Ericsson secara global. Pasar Indonesia sangat penting untuk perusahaannya, dan merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara yang terus tumbuh. Pihaknyapun mengatakan di Indonesia masih menjadi no satu untuk pangsa pasar perangkat keras. Kata Dia, di beberapa negara lain, industri telekomunikasi mulai mengalami kejenuhan. Sementara di Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 230 juta jiwa, pasarnya terus berkembang seiring pertumbuhan pengguna ponsel pintar dan tablet. Bagaimana pemirsa sekalian? Negara lain sebetulnya bertumpu pada pasar kita untuk mengembangkan peradabannya. Tapi, bagaimana dengan sikap Indonesia itu sendiri? Padahal tidak sedikit perangkat lunak atau keras karya asli Indonesia yang diminati oleh bangsa asing, contoh selanjutnya sebagai berikut.
- Perangkat Lunak Berbasis Keamanan: Perangkat yang ditampilkan dalam Pameran Bisnis Digital Dunia, CeBIT 2015 di Kota Hanover, Jerman pada 16-20 Maret sukses menyabet perhatian dunia Internasional. Indonesia diwakili 12 perusahaan TIK Indonesia yaitu Abyor International, Bandung Techno Park, Bataviasoft Indonesia, Dua Empat Tujuh (Solusi247), Fusi Global Teknologi, Gulfware Intl Technologies LLC, Indoguardika Cipta Kreasi, Kreasi Online Indonesia Suitmedia, Pusat Mikroelektronika ITB, Sangkuriang International, Qwords Company International dan Zenius Education. Perusahan - perusahaan dalam negri ini sudah mulai berkiprah di kancah Internasional. Silahkan cari produk - produknya apa saja, yang pasti kualitasnya bisa bersaing dan tidak kalah hebat.
- Perangkat Keras: Produk cyber defence adalah teknologi anti sadap. Hasil perkembangan dari 158 BUMS industri pertahanan nasional. produk unggulan anti sadap diantaranya yaitu layanan pesan pendek atau SMS Guard, suara atau Voice Guard, pesan instan atau Chat Guard dan telepon PSTN atau TiO Guard. Bahkan sampai beberapa kompenen perangkat keras yang digunakan Android dan Blackberry di pesan dan dibuat oleh industri digital dalam negri.
Solusi untuk Kedaulatan Bangsa
Cerita di atas tersebut merupkan beberapa contoh kecil, maaf untuk satelit Aku tak bisa menceritakannya, belum terlalu hatam betul soal hal tersebut, harap dimalum. Dari kisah yang sudah dipaparkan, sekarang kita saatnya memikirkan bagaimana melihat peluang yang sangat luar biasa terkandung dalam sumber digital Indonesia. Potensi industri digital dalam negri pun sebetulnya bisa dikembangkan lebih lanjut agar mampu bersaing dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman. Tentunya dengan kebijakan dan berbagai regulasi yang memang berpihak terhadap industri digital dalam negri itu sendiri. Memang tidak semudah membalikan telapak tangan, karena perusahan yang sudah bercokol lama menghuni jari jemari penduduk tidak bakal begitu saja melepas jerat ikatannya. Lantas apa solusinya? Berikut sedikit solusi, mungkin bukan solusi, lebih tepatnya yaitu pendapat yang bisa disarankan kepada pemangku kepentingan, dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Para pendiri bangsa telah menancapkan akar yang sebetulnya sangat bisa jadi pedoman di era modernitas seperti hari ini. Dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, filosofi yang dibangun harus menggunakan asas gotong royong, berkeadilan dan demi kemakmuran rakyat. Salah satunya yaitu dengan membuat sebuah Koperasi. Jangan salah, koperasi sebetulnya bukan suatu sistem yang konvensional, usang, udik, ketinggalan zaman. Justru untuk melewati tantangan zaman inilah koperasi harus mulai dikumandangkan kembali. Koperasi tentunya bisa digunakan untuk membangun kekuatan ekonomi bangsa, termasuk dalam dunia industri telekomunikasi digital.
Aku sendiri sangat sepakat dengan mereka yang berhasil membaca kondisi objektif bangsa dari segi kedaulatan digital, yang memang tidak dipungkiri kita tak memilikinya. Akhirnya munculah sebuah gagasan untuk membentuk suatu
Koperasi Digital atau dikenal dengan sebutan
Digicoop. Koperasi ini adalah wadah yang paling ideal di era milinea untuk membangun ekonomi (digital) secara gotong - royong atau kolektif kalau bahasa kekiniannya. Harus disadari bahwa upaya kolektif dan holistik yang kemudian harus disadari dan diperjuangkan oleh segenap insan digital di Indonesia. Dengan koperasi, nilai tambah dan kepemilikan pasti akan kita peroleh. Belum lagi bagi hasil dari sisa usahanya. Berbagai produk digital ada disediakan dalam koperasi tersebut, mulai dari perangkat keras, lunak sampai satelit yang kesemuanya karya anak bangsa. Lebih lengkap soal gagasan koperasi digital, langsung saja kunjungi
DIGICOOP.
Dengan pola ini, apa yang disebut "Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat" bisa diaplikasikan dengan sesungguhnya, dan manfaatnya bisa langsung terasa. Sehingga kedaulatan digital sedikit demi sedikit akan bisa kita rebut, itu yang Aku yakini. Solusi selanjutnya yang akan Aku coba sampaikan yaitu mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan dunia digital untuk memaksimalkan peran dan fungsi penyelenggara pemerintah. Good Goverment bisa tercapai dengan beberapa sarat dan kriteria. Menurutku salah satunya dengan menggunakan E-Goverment. Memang, untuk saat ini penerapannya mulai dilakukan. Namun belum maksimal, baru ditataran pusat dan beberapa daerah yang memang kondisi sumber daya manusianya bebeda dengan daerah atau pedasaan pada umumnya di Indonesia.
Aku sepakat dengan program Pemerintah tersebut, apalagi dengan mereka yang mengusung Smart City, memanfaatkan berbagai perangkat lunak, keras, aplikasi, untuk mengoptimalkan pelayanan dan agar terjangkau serta bisa mencerdaskan. Hanya saja, sebelum ketahap tersebut perlu juga aparatur dan masyarakat yang juga smart. Di daerahku saja, masih banyak aparaturnya yang gaptek (Baca: Gagap Teknologi), apalagi masyarakatnya. Pemerataan pemanfaatan digital harus diupayakan sampai ke pelosok desa, dengan pembuatan berbagai aplikasi, perangkat yang memang bisa digunakan untuk mengupayakan peranan serta fungsi aparatur maupun masyarakat itu sendiri. Dengan adanya pemanfaatan digital sampai ke seluruh sendi kehidupan diharapkan akan muncul kesadaran berbangsa dan bernegara yang bisa menumbuhkan kemajuan ekonomi dan pembangunan.
Sebab, satu hal yang masih Aku yakini, partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakatlah yang menjadi pilar utama pembangunan. Demokrasi yang berasal dari akar kata kedaulatan merupakan sebuah partisipasi dan kesadaran kolektif dari masyarakat untuk memajukan bangsa. Nah, di era moderniasasi ini sebetulnya hal tersebut bisa dijadikan peluang dan dimaksimalkan sebaik mungkin. Mendorong adanya partisipasi dan kolektifitas itulah yang harus mulai digalakan, dengan begitu kedaulatan bisa dicapai termasuk Kedaulatan Digital untuk Pembangunan Bangsa. Pemanfaatan peluang serta potensi modernitas yang ada di bumi pertiwi sejatinya bukan hanya soal teknologi apa yang kita gunakan, gadget apa yang kita pakai, perangkat apa yang kita sombongkan. Lebih dari itu, modernitas soal akal sehat dan pola pikir. Modernitas yang sejatinya yaitu kemajuan akan pola pikir yang menatap jauh kedepan. Sebuah pemikiran bagaimana untuk membangun dan membuat bangsa menjadi berdaulat dari seluruh sektor kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sehingga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa tecapai. Bukannya begitu?
Sumber Referensi:
1. https://www.kominfo.go.id/content/detail/6861/program-prioritas-tata-kelola-internet/0/pp_internet
2. http://tekno.kompas.com/read/2013/03/21/18374837/Indonesia.Masuk.Top.10.Pendapatan.Ericsson
3. http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150327061134-185-42245/berapa-jumlah-pengguna-facebook-dan-twitter-di-indonesia/
4. http://harianti.com/ini-data-jumlah-pengguna-media-sosial-di-indonesia/
5. http://techno.okezone.com/read/2016/01/14/207/1288332/pengguna-instagram-di-indonesia-terbanyak-mencapai-89
6. http://tekno.liputan6.com/read/2435997/3-fakta-mengejutkan-pengguna-internet-di-indonesia
7. https://m.tempo.co/read/news/2016/04/29/172766923/mayoritas-konsumsi-internet-di-indonesia-untuk-media-sosial
8. http://www.smartbisnis.co.id/content/read/belajar-bisnis/statistik-pengguna-internet-dan-media-sosial-di-indonesia
9. https://jalantikus.com/tips/aplikasi-lokal-populer
10.http://tekno.kompas.com/read/2016/06/03/14020037/.game.warung.indonesia.dapat.halaman.khusus.di.play.store
11.http://techno.okezone.com/read/2014/11/06/207/1061763/teknologi-antisadap-buatan-indonesia-mulai-dikembangkan
12.http://tekno.kompas.com/read/2013/07/20/1412308/Tiga.Komponen.BlackBerry.Ternyata.Buatan.Indonesia
13.http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/23/058685815/bandung-smart-city-ini-2-aplikasi-andalan-ridwan-kamil
14. http://eagleinstitute.id/vote/detail/3
Referensi Video:
Notes:
1. Artikel diatas ini sedang diikut sertakan dalam lomba menulis Government Public Relations dengan tema "Memotret Pembangunan Indonesia".
2. Kritik dan saran dari pemirsa sobat fokuscirebon sangat dinantikan, sukur - sukur bisa turut menyebarkan tulisan ini sebagai media komunikasi dengan masyarakat lainnya
Baca Artikel Lainnya di Bawah ini: