Showing posts with label Opini. Show all posts
Showing posts with label Opini. Show all posts

7 Langkah Mudah Melepas Kutukan Sumber Daya Alam, Demi Membesarkan Bangsa!


7 Langkah Mudah Melepas Kutukan Sumber Daya , Demi Membesarkan Bangsa
Tentang Bisnis Industri Hulu Migas
Fokuscirebon.com, Energi, Migas, - Menjadi suatu hal yang menarik untuk diperbincangkan ketika Kementrian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM)merilis  tren produksi positif dialami Pertamina sejak tahun 2003 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata (Capital Average Gross Ratio/CAGR) mencapai 3,1% dari level produksi 95,6 ribu barrel per hari (MBOPD) di 2003 menjadi 102,2 MBOPD di 2006. Ini merupakan rekor tertinggi. Namun,  masih dibawah Chevron dan Total Indonesia untuk gas. Apanya yang menarik? Fakta yang dirilis sendiri oleh Pertamina yaitu salah satu yang mempengaruhi tren positif terebut dikarenakan adanya peningkatan produksi di blok Cepu, yang memang Pertamina memiliki ‘jatah’ untuk mengelola sampai memproduksi minyak di blok teresbut. Kalau semua blok dikuasai dan dikelola Pertamina bagaimana produktifitasnya dan dampaknya bagi perekonomian? Jawab sendiri!  Yang jelas, Pertamina harus ektra ‘banting tulang’ agar dapat bersaing dengan perusahaan swasta (multinasional) lain dalam hal bisnis industri hulu migas.

BACA JUGA: CERITA TENTANG SEBUAH NEGERI SUMBER ENERGI YANG TERLUPAKAN: INI MANFAAT, HARAPAN DAN SOLUSINYA!



Tumbuh kembangnya industri ekstraktif (minyak dan gas bumi ) ini tak dipungkiri sangat berpengaruh terhadap laju perekonomian. Juga merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar  APBN.              Akhirnya, - dan mungkin selalu jadi kebijakan -  Pemerintah terus menggenjot produktifitasnya  , dengan cara membuka kran investasi disektor migas (padat modal). Karena memang seperti yang diungkapkan Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK MIGAS) Iklim investasi di sektor hulu migas masih minim, minat investor masih rendah, perlu stimulus – stimulus untuk memancing investor menanamkan modalnya. Padahal Indonesia bakal terus menjadi sasaran ‘empuk’ investor, karena peluang dan potensi SDA yang terkubur di perut buminya, serta  manusianya yang terkenal ramah dan ‘murah’. Memang sejarah membuktikan kita terlalu ramah, pada Kolonial sekalipun!  
 Tingginya ketergantungan atas bisnis hulu migas masih berlangsung –sekaligus pada perusahaan – perusahaanya-  mengingat migas masih menjadi sumber energi utama, hari ini dan mungkin esok nanti. Lantas apa yang akan terjadi dengan gempuran investasi di kemudian hari?  Realitas hari ini, di negara penghasil migas,  berbagai  cara telah diupayakan untuk bisa melawan kutukan sumber daya alam (tak perlu dijelaskan lagi soal kutukan ini), salah satunya dengan program transparansi dan akuntabilitas, kebjikan publik, meminimalisir praktik KKN dan mafia migas, serta  pengalokasian perekenomian yang tepat guna. Tidak sedikit organisasi (LSM dan NGO) yang mengkampanyekan program tersebut, termasuk Pemerintah yang juga ikut  latah. Akan menjadi pembahasan panjang lebar jika mendiskusikan soal program tersebut, apalagi soal praktik nekolim melalui Seven Sister dan lembaga keuangannya, tentu menjadi perdebatan panjang dan sengit pastinya. Pokok permasalahannya, tampaknya kita semua luput dari hal yang paling mendasar , yaitu nilai tambah dari eksplorasi dan eksploitasi bisnis hulu migas yang  kita tidak miliki serta pengelolaannya yang masih bergantung pada perusahaan multinasional. Dengan hanya  kecipratan dari bagi hasil migasnya (kontrak kerja sama) saja sudah riang gembira, disitu terkadang penulis merasa sedih. Ini realitas yang mungkin terkadang terlupakan, atau dlupakan bisa jadi. Bagaimana menurut Anda, sepakat atau tidak?
Solusi yang Ditawarkan
7 Langkah Mudah Melepas Kutukan Sumber Daya , Demi Membesarkan Bangsa


Memang menjadi simalakama bagi Pemerintah, disatu sisi membutuhkan investasi sebagai penopang ekonomi terutama disektor migas. Karena memang bisnis hulu migas  memiliki multiplayer effect yang bisa menggerakan roda perekonomian (karena ketergantungannya tadi). Di sisi lain, pemerintah, mungkin kita semua sebagai warga Negara harus (dipaksa) merelakan isi perut bumi pertiwinya di kuras habis – habisan. Akan tetapi, tidak akan menjadi simalakama jika menyiapkan beberapa langkah, stimulus dan kebijakan, bahkan bisa melepas kutukan itu sendiri dimasa yang akan datang, berikut 7 langkah  solusinya . Pertama, ketergantungan atas sektor bisnis hulu migas sebagai penopang perekonomian sedikit demi sedikit mulai diminimalisir, dengan menggenjot sektor  lainnya seperti jasa, manufaktur dan pariwisata untuk produktifitas ekonomi yang berkelanjutan. Kedua, program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) difokuskan pada pemberdayaan sumber daya yang ada, baik manusia maupun sumber daya alam, melalui program beasiswa pendidikan dan wadah untuk mengimplementasikan ilmunya. Dengan tujuan  masyarakat bisa berdaya guna, bisa lebih maju dan kompetitif. Ketiga, menyisihkan anggaran dari hasil bisnis migas untuk inovasi teknologi dibidang energi baru  terbarukan (Ranaweble Energy). Sumber energi terbarukan tersebut berserekan, tinggal mau atau tidak memanfaatkannya.

 Keempat, mendorong produktifitas tenaga kerja agar bisa menghasilkan inovasi – inovasi teknologi, khusunya disektor  bisnis hulu migas . Kelima, Investasi pada padat karya – tidak melulu pada padat modal -  mulai digerakan, agar bermunculan industri  – industri dalam negri  yang kompeten, dan menciptakan peradaban  maju sehingga dapat bersaing dengan Negara adidaya lainnya. Keenam, investasi di sektor ini bisa tetap dijalankan sepenuhnya, asalkan memenuhi prinsip keadilan, kemanusiaan, demokratis dan tentunya bermanfaat bagi nusa bangsa. Saat ini bagaimana? Memang tidak dipungkiri sektor migas berkontribusi besar bagi pembangunan. Akan lebih berkontribusi jika menggunakan cara Terahir ini, mungkin akan  sulit dilakukan dan bakal mendapat perlawanan dari berbagai penjuru, yaitu melakukan naionalisasi aset atas bisnis hulu migas. Hasilnya Pertamina sendiri telah merilisnya diatas , produktifitas melonjak derastis .  Beberapa solusi ini penulis tawarkan bukan sebagai ajang hardik menghardik atau saling menyalahkan. Melainkan sebatas kewajiban sebagai warga negara, dan tentunya menjadi tanggung jawab moral sebagai insan akademis. Perlu diyakini, Nusantara  berpeluang besar menjadi negara adi daya dan bangsa besar, sumber energi untuk menggerakan roda perekonomian ada disiini, entah yang konvensional atau terbarukan. Hasil tambang lainnya juga masih melimpah, yang oleh negara maju dimanfaatkan untuk mempertahankan hegemoni peradaban, ekonomi dan politiknya hingga detik ini. “We Are The Real United Kingdom”.  Semoga dengan melepas kutukan sumber daya alam, keadilan ekonomi dan kedaulatan bangsa atas sumber daya alamnya bisa tercapai.  Pada akhirnya, penulis yakin betul  industri hulu migas ini bisa benar – benar membesarkan bangsa. Betul atau tidak? Silahkan menyimpulkannya masing – masing! 
7 Langkah Mudah Melepas Kutukan Sumber Daya , Demi Membesarkan Bangsa

Baca Artikel Menarik  Lainnya Dibawah ini:






Mantan Aktivis 98 Ini Menangis Prihatin dengan Kondisi Mahasiswa Sekarang, Ada Apa?

Mantan Aktivis 98 Ini Menangis Prihatin dengan Kondisi Mahasiswa Sekarang, Ada Apa?
Mojok, mampir nuis, Opini - Terdapat sebuah opini yang menarik untuk diperbincangkan dari seorang mantan aktivis mahsiswa di Era Orde Baru. Dimana situasi dan keadaan yang mencekam, dan segala keterbatasannya, mahasiswa atau gerakan mahasiswa saat itu mampu menumbangkan rezim fasis. Saat ini, reformasi pun gagal membawa amatan rakyat dan UUD 1945, justru lebih parah. Mahasiswa yang seharusnya berperan penting atas persoalan bangsa, tak tau bersembunyi dimana. Sebagai refleksi Sumpah Pemuda, dan Hari Pahlawan, berikut mimin sajikan celotehan dari seorang alumni yang merindukan adik - adik mahasiswanya kembali berjuang. Yu, disimak guys, keren sekali celotehannya. Membacanya kalian bisa tersipu malu, terbakar amarah, dan tertunduk lesu merenungkannya. Semoga saja bisa menggugah dan kembali membangkitkan darah juang kalian. Beriku tulisannya, dengan judul "Mahasiswa Kalian Dimana?"!

BACA JUGA: DIBUAT 25 TAHUN SILAM, PUSI GUS MUS INI MASIH RELEFAN MENGGAMBARKAN KEADAAN!

Mahasiswa, Kalian Di Mana ???
Achmad M Akung
Dosen psikologi UGM dan UNPAD
Kepada pewaris peradaban, yang telah menggoreskan Sebuah catatan kebanggaan di lembar sejarah manusia….

Dik, boleh aku berkisah kepadamu?
Tentu bukan kisah 1908 tentang Dr. Soetomo yang telah lampau, Bukan pula kisah lama 1928 tentang sumpah pemuda yang mulai kita lupakan itu Atau kisah patriotik 1945 tentang proklamasi dan perang kemerdekaan yang kini terasa usang…
Ijinkan saya hanya bertutur kisah tahun1966 tentang Tritura dan Ampera…. Belum terlalu jadul bukan???
Mengertikah engkau makna ceceran darah di jaket kuning Arief Rahman Hakim…
Ijinkan pula saya bercerita tentang kemaren sore. Ya, 1998 itu seakan baru kemarin sore.
Tidakkah kalian tahu, betapa banyak senior kalian yang bertumbangan di Semanggi
Berikhtiar membela rakyat, menegakkan reformasi?

Dik
Bolehkah aku beritahu,
Negeri tidak dicita untuk lucu-lucuan sebagaimana stand up comedy yang kalian gandrungi, Indonesia tidak semestinya dikelola dengan cengengesan, Karena ia diperjuangkan dengan sepenuh hatidengan darah, air mata, jiwa dan raga para pahlawan kita...
Mahasiswa, kalian di mana?
Ketika subsidi BBM dibegal entah ke mana
Mungkin dialihkan ke BUMN yang tengah dahaga Atau ke gedung DPR untuk jatah parpol berpesta, Tinggallah minyak yang kapan saja bisa naik harga, Rupiah tumbang kehilangan keperkasaannya, lalu kalian masih bicara semua baik-baik saja…
Mahasiswa, kalian di mana?
Ketika banyak orang diperdaya pencitraan
Ketika hukum dinista dengan benderang Ditafsirkan sekenanya untuk beroleh kekuasaan, Bukan berpihak pada kebenaran,
Para penegaknya disandera dan diadu laiknya domba, Lihatlah betapa KPK disandera, diperdaya dan dilumpuhkan
Mahasiswa, kalian di mana???
Ketika harga-harga melambung tak terkira
Dari beras hingga tarif kereta, Dari listrik hingga pajak yang mencekik, Dari materai hingga cabai, pun pula petai, Semua seolah berlomba untuk berganti harga…

BACA JUGA:  KEBOHONGAN MANIS

Dik…
Bagaimana kalian tetap gembira menimba ilmutatkala rakyat kalian menimba lara???
Bagaimana kalian bisa tanpa gundah kuliah, sedang rakyatmu tengah berkalang resah??
Bagaimana kalian bisa tanpa resah kuliah, sedang rakyatmu tengah berkubang gundah???
Sungguh kami tak mengerti, karena kami tak pernah ajarkan itu kepadamu….

Dik…
Tidakkah engkau tahu….
bahwa negara mensubsidi ongkos kuliahmu?
Tidak bolehkah aku beritahu ….
bahwa rakyatmu lah yang mensubsidi sekolahmu, lewat pajak yang sebagian lalu dikorupsi berjamaah itu;
Ya, pajak yang dibayarkan dengan terengah2, dalam sengal nafas kaum papa..
Dalam duka kaum miskin yang kian terhimpit harga-harga yang melangit….
Dalam rintih yang melirih, karena meraka tidak tahu kemana mesti mengadu(h)

Dik…
Apakah jalan terjal kuliah itu membuat idealisme kalian lantas punah???
Apakah teori-teori itu lantas membuat hati kalian menjadi mati???
Apakah peliknya skripsi membuat kalian kelu hati???
Apakah deretan angka-angka itu membuat akal sehat kalian binasa???
Apakah kurikulum yang mesti kalian tempuh membuat jiwa kalian menjadi lumpuh??
Apakah diktat-diktat yang tebal itu membuat otak kalian justru menjadi bebal???
Apakah sibuk mengejar nilai itu membuat kalian lantas kehilangan sistem nilai dan jati diri???
Apakah tugas-tugas yang besok mesti terkumpul itu membuat otak kalian menjadi tumpul???
Mantan Aktivis 98 Ini Menangis Prihatin dengan Kondisi Mahasiswa Sekarang, Ada Apa?

Dik…
Lalu, kalian bertumbuh menjadi generasi rapuh
Belajar berdiskusi perihal rakyat di kafe-kafe yang mewah, Belajar problem solving di tengah hingar bingar musik diskotik yang hedonis, Belajar soal kebangsaan di mal-mal kota yang kapitalis, Belajar perihal cinta bangsa dari drama-drama korea yang sok romantis, Belajar nasionalisme sekedar dari menyusuri luasnya lapangan futsal

BACA JUGA: BUKAN BARANG MAINAN (BBM)
BACA JUGA: DIANTARA RINDU DAN RESAH

Dik,
Indonesia kembali memanggilmu
Rakyat kembali merindumu
Nusantara mendamba hadirmu
Pertiwi mengundang baktimu

Dik,
Kalian tidak lagi berperang angkat senjata
Kalian tidak berperang melawan Belanda
Tapi, sempatkan sedikit waktu untuk belajar berperang
belajarlah tentang perang asimetrik
Ketahuilah bahwa negeri ini diincar dari segala penjuru
bukan sekedar belajar peran-perangan ala Clash of Clans itu

Dik
Sempatkan diri untuk lebih serius berlajar
Belajarlah berempati pada rakyatmu yang tengah sekarat
Bukan sekedar bermain PS empat
Belajarlah cerdas berorasi
Bukan sekedar hingar-bingar musik pensi
Belajarlah tajam menganalisis
Bukan sekedar berfoto narsis
Belajarlah tampil menginspirasi
Bukan bangga dikerjai jadi penonton acara live di studio TV

Dik,
Bagaimana kalian akan bertumbuh menjadi pribadi kebanggaan bangsa
jika kepada dosenmu kalian telah tanggalkan etika dan tatakrama
Bagaimana kalian akan bertumbuh menjadi mahasiswa juara,
jika bangunmu masih saja kesiangan karena begadang nonton bola...
Bagaimana kalian akan menjadi hebat jika kalian telah tanggal semangat
Bagaimana akan menjadi benteng kokoh rakyat jika hatimu masih saja rapuh
Bagaimana pula menjadi pembela jika hatimu masih saja lara tersebab asmara
Bagaimana kalian akan menjadi mahasiswa dengan prestasi kemilau jika hatimu masih saja galau

Dik….pintaku
Kenakan kembali jas almamater kebanggaanmu
Apapun warnanya, bersatu padulah
membisik bangun kekuatan moral intelektual
Buang jauh-jauh tongsismu
Kantongkan sejenak gadgetmu
Bubarkan klan CoC mu
Tanggalkan PS mu
Campakkan PB mu
Tinggalkan medsosmu
Shutdownkan games online mu
Sesaat saja….kali ini saja….
Senyampang masih ada waktu,
Kenakan jas almamatermu
dengan bangga dan sukacita, apapun warnanya

Dik,
Jaga amanah Tuhan bernama status muliamu sebagai mahasiswa
Karena ia tidak Tuhan sematkan pada semua manusia
Ingatlah bahwa agen of change bukan sekedar mantra-mantra berbusa
Social kontrol bukan sekedar soal omong kosong yang tolol belaka
Iron stock bukan sekedar cerita gagah-gagahan yang dusta
Cerdas cendekia bukan bukan di otak semata, tetapi di laku yang mulia

BACA JUGA: WAW, LOMBA MENULIS TENTANG CSI BERHADIAH PULUHAN JUTA RUPIAH!

Dik,
Cerdaslah, pandailah, kritislah, bijaklah dan beranilah!!!
Toyor pemerintahmu jika kalap menaikkan pajak dan upeti
Tegur pemerintahmu jika mereka merampok dan membegal kekayaan negeri ini
Tampar pemerintahmu jika mengobral kekayaan negara kepada kapitalis asing….
Bela rakyatmu, bela negaramu, bela bangsamu, dan bela tanah airmu…..
Kritisi pemerintahmu jika berlaku tidak amanah, culas dan menipu saudaramu
Berdirilah gagah di barisan terdepan menjaga Indonesia, Anak Muda
Hadapi dengan watak ksatria para penjajah dan para pengkhianat bangsa
Karena, pada pundak kalian lah, kelak negeri ini akan dititpsejahterakan
Di jiwa dan raga kalian, Republik ini akan dipertaruhkan
Mana darah juangmu, intelektual muda ?!?!
Mestinya kalian di sini, Mahasiswa
Membersamai saudaramu, rakyat Indonesia…

Sebuah Celoteh dari Achmad M Akung
Dosen psikologi UGM dan UNPAD#Mahasiswa, Kalian di mana? ‪#‎SavemahasiswaIndonesia
(Manusia ½ Dosen, ‪#‎mantandemonstransembilandelapan)
Mantan Aktivis 98 Ini Menangis Prihatin dengan Kondisi Mahasiswa Sekarang, Ada Apa?

Baca Artikel Menarik Lainnya Di Sini:

- TUKAR PERANGKAT LAMA CDMA KE SMARRFREN 4G LTE, PROMO SMARTFREN TERBARU PALING SERU!
DAPAT UANG DENGAN MENAMBAH LIKE DAN FOLLOWER MEDSOS? INI LANGKAH MUDAHNYA!
- CARA MENGATASI ANAK SUSAH MAKAN, INI RAHASIA YANG WAJIB KALIAN PELAJARI MAMS!
AKHIR DARI PERDEBATAN PANJANG TELUR VS AYAM MANA LEBIH DULU, BIKIN HEBOH DUNIA!
- BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA DI SINI


Mendongkrak Ekonomi Di Ciayumajakuning dengan Konsep Ekowisata!

Mendongkrak Ekonomi Di Ciayumajakuning dengan Konsep Ekowisata!
Mampir Nulis, Esay, fokuscirebon.com - Seperti yang sudah diketahui bersama, bahwa wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning)memiliki potensi wisatanya yang luar biasa. Mulai dari wisata budaya, wisata religi, sampai wisata alam ada di Caruban Nagari tersebut. Namun, sayangnya keberadaan objek wisata tersebut belum terlalu menguntungkan, terutama bagi warga sekitar. Bagaimana dan konsep seperti apa yang bisa memberdayakan warga sekitar dan mendongkrak ekonomi warga melalui program ekowisata? Simak Esay dibawah ini guys!

Pendahuluan

Sebagai daerah yang berada di ujung timur Jawa Barat (Jabar), Ciawimajakuning memiliki banyak potensi dan keunggulan, tak salah apabila Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar mengkalsifikasikan daerah Cirebon (Kab/Kota) Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) atau yang kerap disebut kawasan Metropolitan Cirebon Raya dalam rencana tata ruang Pemprov Jabar sebagai daerah yang memiliki kekuatan ekonomi yang baru dan besar di Jabar setelah Bandung Raya. (Kompasiana: Ciayumajakuning Masa Depan Jabar Bagian Timur)

Beberpaa potensi yang bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi; Sumber Daya Alam (perikanan, pertanian, perkebunan, perdagangan, minyak dan gas). Geografis yang strategis (berada ditengah – tengah pulau jawa, dilalui jalur pantura, tol cipali, bandara dan pelabuhan pun sedang disiapkan). Topografi yang mendukung (perairan, pesisir, pantai, dataran dan pegunungan). Pemerintah daerah pun bersepakat akan memproyeksikan kawasan ciayumajakuning sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang prestisius, baik skala regional, nasional bahkan internasional. Hal ini bisa dibuktikan dengan mulai menjamurnya hotel, pusat perbelanjaan di Ciayumajakuning, pembangunan akses tol, bandara dan pelabuhan.(merawatnurani.blogspot.com: Menuju Metropilitan Cirebon Raya)

Potensi lainnya dalam bidang manufaktur seperti industri batik, rotan, makanan olahan dan perdagangan pun dimiliki.Dari beberapa potensi yang dimiliki wilayah Ciayumajakuning dengan beberapa keunggulannya maka bisa menjadi suatu potensi baru yaitu potensi pariwisata yang apabila dikelola bisa memberikan kontribusi yang besar untuk pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar. Potensi pariwisata; di Kota dan Kabupaten Cirebon memiliki potensi wisata budaya dan religi, Kuningan dan Majalengka memiliki potensi wisata alamnya, dan Indramayu potensi wisata baharinya. Tidak hanya itu, potensi budaya dan kearifan lokal di Ciayumajakuning pun menjadi aset luar biasa. Kesemua itu apabila terintegrasi jelas akan menghasilkan output yang luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi. (kabar-cirebon.com: Pembangunan BIJB dan Tol Cipali Potensi Ekonomi Luar Biasa)
Mendongkrak Ekonomi Di Ciayumajakuning dengan Konsep Ekowisata!
BACA JUGA: Lomba Menulis Gratis dengan Hadiah Total Puluhan Juta

Akan tetapi, sebelum membahas lebih lanjut terkait konsep kepariwisataan seperti apa yang bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi, kita akan membahas berbagai permasalahan yang akan dihadapi untuk bisa mencapai target tersebut. Hal yang penting dalam mengembangkan pariwisata yaitu bagaimana caanya para back packer bisa menikmati perjalanan wisatanya dengan rasa aman dan nyaman. Karena salah satu prasarat penting dalam kepariwisataan yaitu adanya kemudahan dan rasa aman bagi pengunjung wisata. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur penunjang seperti akses jalan menuju lokasi wisata, transportasi massal, paket – paket wisata, serta isu – isu kriminalitas dari mulai yang terkecil seperti pencopetan dan terorisme harus bisa diatasi oleh pemerintah.

Terkadang penulis geram, tak jarang petinggi atau pejabat di Jabar (baik pejabat daerah Kota/Kab) dalam ekspose menggembar – gemborkan kelengkapan kekayaan dan potensi wisata di Jabar – termasuk daerah Ciayumajakuning- yang juga memiliki potensi luar biasa. Yang menjadi pertanyaan penulis untuk kesekian kalinya, akankah para back packer bisa menikmati perjalanan wisatanya dalam suasana aman dan nyaman. Lebih dari pada itu yang paling utama, sudah terbangunkah jejaring perhubungan yang nyaman, aman, mudah, dan teragendakan? Konsep kepariwisataan seperti apa yang bisa memberikan sumbangsih terhadap perekonomian, sudahkah dibuat grand designnya ? Menurut penulis konsep Ekowisata mungkin bisa dijadikan alternatif untuk menjawab pertanyan diatas.

Ekowisata sebagai Konsep Pariwisata yang Berkelanjutan

Pariwisata yang berkelanjutan yaitu konsep pariwisata yang dapat memenuhi kebutuhan masa sekarang dan juga  masa yang akan datang.  Konsep pariwisata ini pun memiliki norma untuk tidak merusak alam, budaya,  agar dapat diwariskan pada generasi penerus bangsa. Pada dasarnya, pariwisata berkelanjutan sangat memperhatikan aspek keseimbangan alam, lingkungan, budaya dan ekonomi agar pariwisata terus berkesinambungan.

Pariwisata berkelanjutan dapat diterapkan pada daerah tujuan wisata mana pun dan pada semua jenis aktivitas priwisata, termasuk potensi pariwisata di Ciawimajakuning. Pariwisata berkelanjutan memiliki prinsip mencakup kualitas, kesinambungan serta keseimbangan aspek – aspek lingkungan, budaya dan manusia. Untuk mewujudkannya, terdapat berbagai jenis pariwisata yang dapat kita pilih, dan agar  sektor pariwisata bisa berdampak langsug terhadap peningkatan perekonomian masyarakat dan daerah dapat dipilih konsep ekowisata.

BACA JUGA: Aplikasi Chating Buatan Google dengan Nama Allo, Mau Nyoba Klik Disini

Ekowisata merupakan pariwisata bertanggung jawab yang dilakukan pada tempat – tempat alami, serta memberi kontribusi terhadap kelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan bagi msyarakat setempat (TIES – The International Ecotourism Society). Hal yang perlu ditekankan kepada para penyedia jasa pariwisata, daerah tujuan maupun pemerintah setempat daerah yang ingin berorientasi pada ekowisata harus memiliki kebijakan dan program tersendiri terkait pelestarian lingkungan, budaya setempat dan maanfaat ekonomi terhadap masyarakat setempat. Karena pada banyak tempat, produk – produk wisata yang dijual kebanyakan menyematkan kata “eko” atau dalam kata lain “kembali ke alam” hanya sebagai label untuk menarik wisatawan yang tidak diiringi dengan semangat melestrikan atau melibatkan masyarakat setempat dalam produk wisata. Alhasil,  dunia pariwisata tidak akan berdampak banyak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah.

Prinsip dan Ciri Ekowisata

Ekowisata pun memiliki beberapa ciri yang harus dipahami oleh pemangku kebijakan atau pengusaha yang bergerak dibidang pariwisata. Ciri atau karakterisitik ekowisata beda dengan wisata massal/konvensional. Pertama, dalam pengembangan ekowisata tentunya perlu sarana transportasi. Konsep ekowisata menekankan agar usaha pariwisata lebih banyak menggunakan sarana transportasi lokal, sarana akomodasi lokal, yang dikelola oleh masyarakat setempat dan membedakan kehidupan masyarakat setempat dalam menumbuhkan pendapatan ekonominya.

Ke-dua, karakteristik ekowisata pun tidak hanya menampilkan berbagai atraksi wisata, akan tetapi menawarkan pula peluang untuk menghargai lingkungan secara berkesinambungan. Ke-tiga, wisatawan memiliki keterlibatan langsung dalam pelestarian lingkungan, dengan harapan agar kesadaran akan keberadaan sumber daya dan lingkungan. Menurut Choy (1998:179) prinsip tersebut melputi: (1) lingkungan ekowisata harus bertumpu pada lingkungan alam dan budaya yang relatif belum tercemar dan terganggu, (2) ekowisata harus dapat memberikan manfaat ekologi, sosial, dan ekonomi langsung kepada masyarakat setempat, (3) pendidikan dan pengalaman ekowisata harus dapat meningkatkan pemahaman akan lingkungan alam dan budaya yang terkit, sambil berolah pengalaman yang mengesankan.

Pendekatan Pengembangan Ekowisata

1.    Pendekatan partisipasi dan pemberdayaan: pendekatan ini harus mampu menghasilkan model partisipasi masyarakat setempat. Partisipasi tersebut yaitu melibatkan masyarakat dalam penyusunan perencanan sejak awal, dimana masyarakat bisa menyampaikan gagasannya.

2.    Pendekatan Sektor Publik: peran sektor publik atau pemerintah pun diperlukan untuk pengembangakn ekowisata, pemerintah memiliki otoritas untuk menyusun kebijakan dan pengendalian tentang manfaat sumberdaya alam dan lingkungan. Terutama yaitu pemerintah memiliki akses yang cukup tinggi dengan penyandang dana, seperti bank, investor dan donatur.

3.    Pendekatan pengembangan infrastruktur: penyedian infrastruktur dasar adalah hal yang tak boleh luput dari perhatian. Karena tanpa adanya sarana dan prasarana potensi wisata akan hanya menjadi potensi tidak menjadi objek yang akan memberikan sumbangan besar untuk warga dan juga daerah. Infrastruktur seperti jalan, sarana transportasi, air bersih, jaringan telekomunikasi, listrik dan lainnya. Apalagi dijaman yang modern ini bisa memanfaatkan teknologi untuk membuat sebuah aplikasi yang memudahkan para wisatawan dan juga masyarakat setempat. Teknologi tinggi harus mampu menghindari kerusakan lingkungan dsn kerusakan pemandangan yang bertolak belakang dengan konfigurasi alam sekitarnya.

4.    Pendekatan pengelolaan Ekowisata: untuk terkendalinya pengelolaan ekowisata secara professional dibutuhkan manajemen/pengelolaan kawasan ekowisata yang berdasarkan aspek – aspek sumberdaya manusa, seperti keungan, aspek material, aspek pengelolaan/bentuk usaha dan aspek pasar. Kelima unsur terebut dapat diorganisasikan dalam bentuk koperasi , PT, maupun perorangan.
Standar Pembinaan Ekowisata

            Roger A. Lnlaster (1983;5) mengemukakan beberapa pembinaan terkait ekowisata, standard pembinaan ekowisata akan diuraikan berdasarkan pendekatan melalui pembinaan antara lain:
1.    Standar pembinaan lingkungn ekowisata

a.    Sektor pemerintah berkewajiban untuk membina dan melakukan kegiatan sebagai berikut: (1) peningkatan pemahaman masyarakat terhadap konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya serta budaya lokal, (2) peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteran masyrakat, (3) menyempurnakan prasarana dasar di wilayah sekitarnya, (4) menumbuhkan dan meningkatkan lembaga – lembaga kemasyarakatan untuk berpartisipasi, (5) mengembangkan segmen pasar ekowisata bersama usaha pariwisata, (6) menetapkan lokasi ekowisata yang berdasarkan penelitian merupakan daerah yang perlu dibuat perencanaannya lebih lanjut., (7) menyusun kebijakan pengembangan ekowisata yng pada gilirinnya dapt dinaungi payung hukum baik berupa Peraturan Gubernur, Wlalikota , Bupati maupun Peraturan Daerah.

b.    Swasta/ Usaha pariwisata: (1) Pemanfaatan sarana dan fasilitas milik penduduk lokal, untuk tercapainya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui bimbingan dan tuntunan dalam menata sarana, (2) mengembangkan tema-tema paket wisata eko yang memiliki daya saing dan daya pemikat yang mencerminkn karkter dan citra ekowisata kepada wisatawan. (3) Mendorong tingkat pendapatan masyrakat melalui pemanfaatan hasil kreatifitas, inovasi masyarakat (merchandise), (4) mendorong bertumbuh kembangnya kewirausahan masyrakat setempat, (5) melakukan berbagai kegiatan promosi melalui berbagai teknik promosi dan pemasaran pasar wisata dengan tetap mendasarkan pendekatan kosnep pemsaran sosil.

c.    Masyarakat
1.    Dalam penataan ruang ekosiwata masyarakat berhak untuk: (1) berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang, (2) mengetahui secara terbuka rencan tata kawasan dan rencana rinci kawasan ekowisata

2.    Mendorong partisipsi masyarakat. 

Menurut Brandon dalam buku yang ditulis Budi Riyanto (2005:227) terdapat sepuluh aspek yang intinya memberikan peran partisipsi local dalam menyusun perencanaan, penciptaan pemilikn saham, meningkatkn keuntungn dan financial masyarakat dengan memanfaatkan agen perubaan atau kaum intelektual dalam pengembanagn ekowisat. Kemampuan intelektual dalam pengalamanny berorganisasi ditengah – tengah msyrakat dalAh penting.

Peranan sektor publik (Pemerintah)

Pemerintah harus berupaya mengeluarkan paket – paket kebijakan diantaranya yaitu: (1) melakukan penelitian terhadap sumber daya alam, (2) partisipasi masyarakat secara berkesinambungan melalui pengembangan ekonomi kerakyatan dalam bentuk mengelola seluruh potensi ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak, (3) peningkatan aset dan kapabilitas masyarakat dan perlindungan masyarakat dari praktik dan kekuatan yang memiskinkan dan meminggirkan masyarakat lokal. Pemerintah pun harus melaksanakan  fungsinya dengn baik sebagai regulator dan fasilitator yang dapat menciptakan iklim  kondusif bagi peningkatan akses partisipasi masyarakat. Pemerintahpun harus mampu menjembatani hubungan kemitraan antara organisasi masyarakat sipil dengn sektor bisnis.
Pemerintah juga perlu mempersiapkan diri untuk mewujudkan suatu destinasi pariwisata yang lebih bertanggung jawab, serta berkomitmen untuk menyediakan pelayanan yang senantiasa mendukung pelestarian alam dan kebudayaan setempat. Menurut Unesco untuk memnuhi kebutuhan dan pelayanan pariwisata harus didukung oleh berbagai komponen diantaranya yaitu :

1.    Objek dan Daya Tarik Wisata
Mengapa wisatawan berkunjung kesuatu daerah? Setiap wisatawan pasti memiliki lasan yang berbeda terkait kunjungannya ke suatu objek wisata. Namun kebanyakan wisatwan datang untuk menikmati hal – hal yang tidak dpat ia temukan dalam kehidupn keshriannya. Alam, budaya sert sejarah sutu derah merupakn bagian dari objek dan daya tarik wisata. Objek dan daya tarik wisata dengan kata lain yaitu atraksi wisata. Iklim, pntai, flora, fauna , gua, air terjun, sert hutan yang indah termsuk atrksi wisata alam. Atraski wisata budaya mislny arsitektur rumah tradisional, situs arkeologi, benda seni dan kerajinan, ritual atau upacar budaya(Sebutkan objek dan potensi wist di Cirebon)

2.    Trasnportasi dan Infrastruktur
Sarana dan prasaran trasnportasi untuk menunjang dunia pariwisata harus mulai dikonsep, entah itu oleh pemerintah provinsi atau daerah. Akses ini begitu penting untuk memudahkan wisatawan, selain itu bias juga mempercepat arus perputaran ekonomi apabila antar objek wisata bias saling terhubung. Kota Bandung contohnya mengeluarkan Bus Bandung City Tour, ini merupakan bentuk penyediaan transportasi. Masih banyak lagi yang bias ditiru dan diterpakan di Ciayumajakuning.

3.    Sapta Pesona
Bagaiman membuat wisatawan betah dan ingin terus kembali ke tempat kita? Terdapat dua poin penting untuk menjawab ertanyaan tersebut. Pertama, pelayanan yang baik. Pelayanan yang baik ini tidak hany meliputi fasilitas yang disediakan, namun terkait jug kodisi sosil kultur masyarakat setempat. Bayangkan jika kita sudah merencakanan perjalanan wisata, ketika sampai menemui supir yang kasar dan menipu penumpang, banyak copet, pedagang asongan yang memaksa membeli dagangannya, akomodsi yang tidak layak. Bagaimana rasanya?
Tentu kita semua tidak ingin hal ini terjadi di tempat kita. Ke-dua, menjag keindahan dan kelestarin alam serta budaya yng merupakan asset pariwisata.  Bagaimana caranya mewujudkan hal tersebut? Departemen Kebudayaan Pariwista RI memiliki program yang disebut sapta pesona. Terdapat tujuh unsur yang enam diantaranya penting diterapkan untuk memberikan pelaynan yang baik serta menjg dan merawat keindahan alam daerah wisata, yaitu: Aman, tertib, bersih, indah, ramah dan kenangan.
 Selain ke tujuh unsur tersebut terdapat pula beberapa unsur penting yang tak bleh luput dari peahaman. Dalam mendukung pariwisata sangat penting untuk: (1) tetap mempertahankan nilai – nilai adat istiadat, norma dan agama yang berlaku, (2) menjaga kelestarian budaya dan lingkungan, (3)memastikan keberlanjutan usaha pariwisata sehingga dapat meningkatkan perekonomian. Dari berbagai penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa ekowisata memiliki tujuan, manfaat serta sasaran yang jelas diantaranya yaitu:

Tujuan Ekowisata: (1) mendorong usaha pelestarian dan pembangunan berkelanjutan, (2) membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan budaya di daerah tujuan wisata; baik bgi wisatawan, masyarakat setempat, maupun par penentu kebijakan di bidang kebudayaan dan pariwisata, (3) mengurangi dampak negative berupa kerusakan atau pencemaran lingkungan daan budaya local akibat kegiatan wisata serta memberikan keuntungan ekonomi secara langsung, mengembangkan ekonomi masyrakat dan pemberdayaan masyarakat dengan menciptakan produk wisata alternative yang mengedepankan nilai – nilai dan keunikan lokal (Kearifan lokal).

BACA JUGA: Sejarah dan Mitos Jalan Karanggetas di Kota Cirebon, Mengerikan!

Manfaat Ekowisata: (1) memberikan edukasi kepada wisatawan tentang fungsi dan manfaat lingkungan alam dan budaya, (2) meningkatkan kesadaran dan penghargaan akan lingkungan dan budaya, (3) bermanfaat secara ekologi, sosial, dan ekonomi bagi masyarakat setempat. Sasaran Ekowisata: (1) terwujudnya kesdaran antara wisatawan dengan msyarakt setempat tentang konservasi, (2) terwujudnya organisasi masyarakat setempat yang bertujuan mengelola usaha pariwisata guna menunjang kebutuhan wisatawan selama berada dilokasi wisata, (3) terwujudnya prinsip saling pengertian melalui prinsip kemitraan dengan cara meningkatklan pemahaman yang sama mengenai lingkungan.
\
Dalam artikel ini penulis mencoba memberikan pemahaman seputar kepariwisataan yang bisa dijadikan rujukan oleh pemerintah untuk mengembangkan potensi wisata yang ada agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Penulis hanya mengingatkan, potensi pariwisata yang ada untuk cepat diberdayakan. Karena kalau tidak, potensi hanyalah tinggal potensi yang sama sekali tidak akan berpengaruh terhadap perekonomian. Pariwisata akan berdampak ketika sudah menjadi objek (destinasi) bukan potensi. Pemerintah harus segera mengorientasikan pikiran kewenangannya untuk mengembangkan potensi wisata daerahnya (kerjasama dan menghilangkan ego sektoral) untuk menjadi objek wisata yang unggul dan memberikan pertumbuhan ekonomi.  Akankah pariwisata di Ciayumajakuning tetap menjadi potensi, bukan objek?Politik sebagai bisnis tak lagi mementingkan moralitas dan idelaisme, kecuali keuntungan individu dan kelompok, demokrasi jelas akan kontraprodukti. So, Qou Vadis Pariwisata Ciawimajakuning?

Notes:
- Tulisan ini Ditulis Oleh Epri Fahmi Aziz Mahasiswa FE Unswagati
- Tulisan Diatas pernah dipostingkan di akun blog penulis
- Sebarkan jika dirasa bermanfaat


Mahasiswa Hari Ini Dan Esok Nanti , Sebuah Kemunduran Zaman!


Tupoksi mahasiswa, agen perubahan, kontrol sosialMampir Nulis, Opini - Sebelum membahas lebih jauh, sebaiknya kita semua berdamai dengan hati dan pikiran kita. Berpikir secara jernih dengan akal sehat dan hati nurani. Maksudnya, kita semua akui dulu bahwa saat ini, telah memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi, tak lain yaitu masuk kedalam kehidupan perguran tinggi dan menyandang status sebaga mahasiswa. Baca dengan tegas kata MAHA sebelum SISWA. Cumah ada dua kata didunia ini yang bersandar sejajar dengan kata MAHA, selain MAHA ESA, hanya ada MAHA-SISWA.

Eits, jangan salah anggap. Bukan dalam artian memiliki kedudukan yang sama dengan MAHA ESA. Kalau begitu kita semua Syirik karena menyamakan dirinya sebaga Tuhan. Mkasud kata maha tersebut diatas merupakan penekanan bahwa teman-teman yang baru saja memasuki dunia kampus, bukan lagi sebagai siswa sewaktu menempuh pendidikan di SMA/sederajat. Dalam artian jangan disamakan. Memiliki jiwa kritis dan semangat perubahan citra yang tidak bisa lepas dari status  mahasiswa, masyarakat pada umumnya menilai seperti itu.

Lantas bagaimana kondisi mahasiswa hari ini? Seperti yang sering teman-teman lihat, mahasiswa kerap aksi demonstrasi dijalan, mengkritisi pemerintah, mendampingi masyarakat, sebagai agen perubahan dan agen control sosial. Pada dasarnya itu tupoksi mahasiswa, selaku kaum intelektual, dan para akademisi lainnya sebagai tanggung jawab moralnya. Kalau sekarang? Mahasiswa hari ini sebaliknya. Berada di zona nyaman, mengisi panggung-panggung hiburan, dan pentas hedonitasnya (hura-hura, nongkrong, ngegosip, pulang kampus kosan, pacaran). Eksis di dunia maya, absen di kehidupan nyata
Tupoksi mahasiswa sebagai agen perubahan dan kontrol sosial

Panggung hiburan maksudnya, coba teman-teman lihat, setiap acara hiburan di televise ataupun diluar, kebanyakan pengunjungnya yaitu dari mahasiswa. Dengan bangga ketika ditanya “Yang sebelah kanan dari mana, kemudian sorak sorai menjawabnya” Seperti itulah aktivitas mahasiswa hari ini. Berdiaspora dengan industry hiburan. Dan bercumbu bersama budaya hedonitasnya. Apa tidak boleh? Sangat boleh, tidak ada yang melarang.

Hanya saja terlihat miris, menyayat nurani dan mencabik akal sehat. Dimana sebagai seorang mahasiswa seharusnya berada ditengah-tengah dinamika perubahan sosial, politik, budaya, bersama masyakat dan mengeluarkan aspiasinya sebagai penyambung lidah. Kini hilang ditelan zaman. Terbaru arus, bukannya maju justru mengalami kemunduruan zaman. Apa tidak malu dengan mahasiswa di era dulu, dimana demokrasi dipasung, kebebasan disandra, keadilan dimusnahkan, kemanusiaan terancam, justru mahasiswa ada memperjunagkan dengan segaala resikonya.

Perkembangan zaman, seyogyanya membawa kita membawa kepada perubahan lebih baik. Modernitas yang hakiki yaitu bukan dari pakaian apa yang kita kenakan, gadget apa yang kita pakai, gaya mana yang kita tiru, pacaran model apa yang harus kita lakukan. Bukan, bukan itu. Modernitas itu yaitu proses berfikir visioner,  apa yang bisa kita persembahkan kepada sesama  dengan memanfaatkan kemujan iptek yang ada. Mahasiswa harus ada dalam modernitas seperti itu. Sekali lagi, ingat, saat ini kalian adalah MAHASISWA, para generasi harapan bangsa. Lakukanlah hal kecil, tapi penting (BERORGANISASI). Hanya kesadaran (dari hati dan akal sehat) sarat mutlak transformasi sosial. Selamat datang teman-teman mahasiswa, selamat berproses,  kawah candradimuka menanti didepan mata. 
Tupoksi mahasiswa sebagai agen perubahan dan kontrol sosial

Notes:
- Tulisan diatas merupakan opini dari Epri Fahmi Aziz, mahasisw Unswagati, untuk mengisi majalah edisi PKKMB di Lembaga Pers Mahasiswa Semua Tentnag Rakyat (LPM SETARA), www.setaranews.com
- Sebarkan opini diatas jika dirasa bermanfaat

Bukan Barang Mainan (BBM)



Bahan Bakar Minyak Langka Dicirebon
Opini, Fokuscirebon.com - Prolog
Entahapa yang ada dalam isi tempurung kepala para pemangku jabatan publik di Indonesia. Beberapa kali kebijakan yang dikeluarkan pemerintah acapkali  mengundang segudang pertanyaan. Pertama, pada saat minyak dunia turun harga BBM malah dinaikan.Kemudian ,diturunkankembali.Kedua, kisruh politis antara KPK VS POLRI yang berujung dengan Perppu.Padahal syarat mengeluarkan Perppu apabila kondisi Negara benar – benar dalam keadaan darurat.Ketiga, kenaikan harga beras yang kemudian mengkambing hitamkan para mafia dan tengkulak.Terahir, Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali naik Rp 200,ditengah – tengah naiknya harga beras dan elipiji serta harga sembako.

Ada apa dengan pemerintahan sekarang? Kebijakan yang dikeluarkan sangat tidak populis!
Seperti yang kitaketahui bersama BBM menjadi komoditas yang sangat strategis.Yang seharsunya dikelola oleh Negara. Akan tetapi, sudah menjadi rahasia umum bahwa mekanisme terkait BBM diserahkan kepada pasar. Dalam artian ketika harga minyak dunia naik maka harga BBM naik. Begitupun sebaliknya. Memang saatini, harga minyak dunia dan harga rata – rata menuruut MOPS (Mean of Platts Singapore)  mengalami kenaikan, dan inilah yang dijadikan salah satu alasan pemerintah kembali menaikan harga BBM jenis RON 88 (Premium).

 Akan tetapi, keniakan harga minyak dunia tidak terlalu signifikan.Banyak yang menilai sangat tidak eloka pabila pemerintah kembalimenaikan!
Baiklah coba kita ikuti dan telaah percaturan politik pemerintah dalam hal BBM.Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa mekanisme penentuanhrga BBM diserahkan kepada pasar. Kalau memang alasannya begitu, coba kita lihat dengan jeli. Pada awal bulan januari 2015 harga minyak dunia turun hingga 44$/barel. Seharusnya di awal Februari pemerintah menurun kanharga BBM. Pada saat itu Menteri ESDM bersama DPR-RI berencana menurunkan harga solar Rp 200-400 pada tanggal 15 Februari, kenyataannyatidak! Muncul Pertanyaan mendasar,  kenapa disaat harga minyak dunia turun pemerintah tidak menurunkan harga BBM? Pemerintah dalam hal ini tidak fair, bahkan tidak konsisten terhadap kebijakannya sendiri!

Pemerintah Labil

Bahan Bakar Minyak Langka Dicirebon
Apabila dicermati dengan seksama, pemerintahan sekarang ini sangat labil! Ibarat bocah yang masih meneteskan ingusnya! Apa benar pemerintah kita labil? Apa benar pemerintah kita tidak konsisten? Disaat harga minyak dunia naik padahal tidak terlalu signifikan. Tetapi, pemerintah langsung ambil langkah sigap dan tangkas untuk segera menaikan harga BBM. Berbanding terbalik, pemerintah tidak segera mau menurunkan harga BBM ketika terjadi penurunan minyak dunia. Jelas sekali terlihat bahwa pemerintah kita tidak benar – benar konsisten. Kalau memang mekanisme diserahkan kepada pasar, seharusnya harga BBM bisa diturunkan ketika harga minyak dunia turun!
Beginilah wajah pemerintahan kita saatini, menaikan dan menurunkan harga yang menjadi kebutuhan hajat hidup orang banyak seenak wudel. BBM ini komoditas strategis, kalau tidak konsisten dilepaskan kepada pasar. Seharusnya pemerintah berani mengambil alih BBM dari tangan  -tangan tak telihat kapitalis (Invesible Han Capitalism). Kerja dari team yang sudah dibentuk yang konon katanya untuk mengatasi mafia migas, manakerjanya??? Ah itu hanya akal – akalan saja untuk membangun persepsi publik, untuk mengkokohkan image.

BBM Komoditas Strategis

 BBM merupakan komoditas strategis, untuk itu mekanismenya jangan sepenuhnya mengikuti pasar atau menakian harga BBM tanpa kesiapan melakukan pengendalian terhdadap hargakebutuhan primer.Sekali lagi penulis tekankan, BBM merupakan komoditas strategis. Sebagai barang strategis seharusnya tidak mengikut imekanisme pasar dan harga minyak dunia. BBM merupakan konsumsi dan kebutuhan pokok masyarakat luas, seharusnya pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dapat menanggulangi dampak dari kenaikan harga BBM yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap menurunnya daya beli masyarakat. Sampai saat ini penulis belum melihat paket kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Hal fundamental lainnya yaitu mahalnya ongkos logistik barangpokok, seharusnya pemerintah bisa mengefesiensikan rantai distribusi agar rantai logistik bisa lebih efektif danefisien.Selainitu, cadangan minyak bumi di perut b umi yang semakin berkurang sedangkan ketergantungan terhadap BBM sangat tinggi, maka sudah sepatututnya pemerintah melakukan percepatan dan pengembangan Energi baru danTerbarukan (Ranawable Energy) terutama Biofuel karna Indonesia disebut – sebut sebagai “Arab Saudinya Biofuel”. 

Solusi yang Ditawarkan

Memang subsidi BBM tidak tepat sasaran, tapi dengan menaikan harga BBM atau mencabut subsidi BBM kemudian memberikan bantuan langsung yang disulap dengan berbagai bentuk seperti kartu-kartu merupakan langkah yang tepat menuju tepat sasaran?Sampai kapanpun penulis akan tetap menolak kenaikan harga BBM sebelum pemerintah melakukan berbagaihal. Pertama, pemerintah harus meningkatkan Kinerja Bulog untuk mengefektifkan ssstem rantai pasok dan pengendalian harga bahan pokok ketika BBM naik. Kedua, transparasikan dengan sebenar-benarnya kenaikan harga BBM dan perhitungannya untuk pemberdayaan (Pencerdasan) Masyarakat. Ketiga, hapuskan ssstem neoliberal yang menganggap subsidi BBM sebagai Beban APBN, dengan begitu secara tidak langsung menganggap rakyat sendiri sebagai beban.
 Penulis tentu tidak ingin sekedar mengkritik tapi tanpa adasolusi yang bisa di sampaikan kepada pmerintah. 

Bahan Bakar Minyak Langka Dicirebon
 Menaikan harga BBM sekali lagi bukan satu – satunya cara! Pertama,  bisa dengan menaikan pajak yang signifikan untuk perusahaan dankendaraan – kendaraan dengan Pengawasan dan pengendaliannya yang ketat. Kedua, merubah UU Migas no 22 tahun 2001 terutama pasal treding pihak ke-3 (Petral), atau bisa dengan merenegoisasi kontrak dengan mengenmbalikan pengelolalan migas kepada pertamina. Ketiga, memberantas habis mafia migas dankorupsi di pertamina.
Itu untuk jangka pendek, untuk jangka panjangya itu dengan melakukan percepatan dan pengembangan energy baru dan terbarukan serta mempersiapkan pasar dan infrastruktur pendukung lainnya. Kemudian memperbaiki sistem transportasi di Indonesia sehingga dapat menekan jumlah pengguna kendaraan pribadi.Perludiingat, minyak bumi dan kekayaan alam lainnya Bukan Barang Mainan(BBM). Pemerintah  harus dewasa dalam menyikapinya, bukan kekanak – kanakan.Jangan Sampai permasalahan ini terusmenjadi bola api yang akan terus membesar dan menghancurkan pemerintah itu sendiri. Bukannya begitu? Cuci mukalah biar terlihat segar!

#Penulis adalah Mahasiswa Unswagati Cirebon

Mahasiswa Beronani atau Beraksi?


cara menulis opiniOpini, Fokuscirebon.com- Sejarah pasti berulang. Demikianlah pepatah kita sering mengungkapkan dengan lantang. Namun, dalam benak dan fikiran penulis sering bertanya – tanya, apakah benar? Bicara sejarah, baik atau buruk, kelam atau indah, bagaimanapun bentuknya, bisa menjadi sebuah cerminan untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Sejarah telah membuktikan – bukan penulis yang mengatakan – bahwa peran dari kalangan menengah yang kebetulan bisa mengenyam pendidikan, dalam hal ini mahasiswa, mampu memberikan perubahan dan menciptakan sejarah melalui jalur pendidikan.  Lantas bagaimana peran mahasiswa saat ini? Silahkan jawab sendiri.
Kita semua sudah mahfum,  mulai dari masih ingusan sampai mengenal istilah percintaan, bahwa peran pendidikan begitu vital dalam membangun sebuah bangsa. Di buku – buku sejarah, dan dari dongeng guru – guru semasa di bangku sekolah, bahwa perlawanan Indonesia untuk bisa memerdekan diri dari cengkaraman penjajah salah satu cara yang paling efektif yaitu melalui jalur pendidikan. Masyarakat diberikan pendidikan, pemahaman, kecerdasan, dalam kerangka kemanusian.
Tak salah, apabila bapak pendidikan kita – penulis tak perlu lagi menyebutkannya – mengatakan dengan lantang bahwa sejatinya pendidikan merupakan sebuah proses untuk memanusiakan manusia. Dengan jalur pendidikan, setiap insan diajarkan untuk berfikir dan berjiwa merdeka. Sehingga dari situlah akan muncul nalar – nalar kritis, kreatifitas, dan semangat untuk memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara
Peran kalangan menengah dalam semangat pendidikan inilah pada akhirnya bisa menciptakan beberapa momentum sejarah. Dari titik inilah peran dari pendidikan bisa dikatakan berhasil ketika mampu memberikan perubahan terhadap kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya. Lagi – lagi penulis bertanya, bagaimana pendidikan kita hari ini?  Bagaimana peran dari kaum atau insan terdidik kita? Suatu kemunduran zaman mungkin!

 Tanggung Jawab Moral Intelektual

Bicara soal pendidikan dan kaitannya dengan kalangan menengah sebagain insan intelektual, sebut saja mahasiswa, mari kita sejenak meluangkan waktu untuk merenungkannya. Merenungkan bukan untuk larut, melainkan untuk bangkit.   Jangan jauh – jauh dulu kepada peran dan fungsinya, dari katanya saja sudah membawa beban moral luar biasa. Coba bayangkan hanya ada satu-satunya kata ‘maha’ yang berada diawal selain ‘Maha-Esa’, yaitu hanya ‘Maha-siswa’. Dari nama saja posisi mahasiswa berada satu tingkat dibawah Tuhan. Bisa dikatakan wakil Tuhan di dunia ini berhubung tidak ada nabi, yaitu mahasiswa.
Kalau dulu, nabi ditugaskan untuk menyebarkan syiar – syiar rohaniah, agar pemeluknya mengabdi pada Tuhan dan bercinta-kasih kepada sesama umat . Nah, kalau sekarang mahasiswa ditugaskan untuk memberikan pendidikan dan mengabdi pada masyarakat. Tidak hanya itu, peran dan fungsinya sebagai kontrol sosial dan agen perubahan,akhirnya  mahasiswa mendapatkan tugas wajib lagi, yaitu untuk memerangi yang batil (pemerintah atau korporasi  zhalim), dan memperjuangkan yang hak (hak-hak manusia dan rakyat yang dirampas).
Tugas dan tanggung jawab tersebut semuanya dulu pernah dilakukan oleh para pendahulu kita, dan terbukti bisa melakukannya. Sejarah mencatatnya demikian. Mahasiswa hari ini?  Hanya jadi serpihan dari bagian  sejarah. Larut dalam kenangan atau euforia masa silam. Hanya pintar berdebat, dan mencaci dan menjatuhkan sesamanya. Gilirian ada yang gemar membaca dan berdiskusi, tapi tanpa aksi, sama saja beronani.  Untuk bisa terjun langsung dalam dinimaka sosial kemasyarakatan, tampaknya bagai mimpi disiang bolong. Mengkritisi keadaan sekitar, sepertinya bagai katak merindukan bulan.
Sebagai mahasiswa seperti yang kita ketahui bersama, posisinya sangat strategis. Bisa sebagai penyambung lidah antara rakyat dan penguasa. Sebagai kaum muda yang memiliki semangat, jiwa idealisme tinggi, tenaga dan fikirannya mumpuni untuk mempertahankan bahkan merebut harkat dan martabat bangsanya. Kehadirannya ditengah – tengah dinamikan kemasyarakatan merupakan fitrah yang tidak bisa tidak, sudah menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan. Seharusnya. Kalau sadar itu juga. Kalau tidak, cuci muka dulu biar terlihat segar!
Ditambah lagi, mahasiwa diberi kesempatan bisa mengenyam ilmu dan pengetahuan lebih dari kalangan masyarakat lainnya. Maka mahasiswa seharusnya bisa berperan dalam dunia pendidikan. Memberikan pencerdasan. Karena sejatinya  sebagai kaum intelektual, memiliki tanggung jawab moral untuk bisa memberikan sumbangsih baik tenaga atau fikiran dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa. Selalu hadir dalam persoalan masyarakat. Mahasiswa bisa dikatakan sebagai Outsidersnya. Seperti itulah tanggung jawab moral intelektual.

Bangkit Bergerak

Berbagai macam teori mengenai bagaimana seharusnya dunia pendidikan di Indonesia dijalankan supaya lebih baik sudah banyak berserakan di rak buku, bahkan sampai ke emperan kaki lima. Tak kalah, teori mengenai peran dan fungsi mahasiswapun bisa sering didengar diruang – ruang diskusi.  Buku – buku juga banyak. Semuanya bisa dilahap habis,  ditelan bulat – bulat juga silahkan. Tapi, sekali lagi, tanpa adanya kemauan untuk bisa hadir dalam dinamika kemasyarakatan semuanya omong kosong. Berhayal. Mimpi. Beronani bisa jadi.
Apa gunanya semua ilmu dan pengetahuan yang dimiliki, apabila tidak berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Dimulai dari lingkungan sekitar, dari hal kecil. Manfaatkan semua yang dimiliki untuk memberikan pendidikan bagi sesama. Walaupun kecil, apabila berguna dan bermanfaat akan menjadi suatu kebanggan tersendiri. Karena hal paling penting dalam menciptakan sebuah perubahan yaitu ketika kita ada didalam dinamika perubahan itu sendiri. Pendahulu kita mencontohkan demikian.  Memanfaatkan ilmu dan pendidikan yang dimiliki dengan terjun langsung dalam hiruk pikuk keadaan;baik sosial, politik, ekonomi, maupun budaya.
Penulis berusaha mengimplementasikannya dengan membuat suatu wadah bagi masyarakat untuk bisa berkumpul, belajar, bahkan membangun kekuatan ekonomi. Diantaranya yaitu, perpustakaan jalan Niskala Senja, Forum Komunitas (Fokus), dan Usaha Bersama Komunitas (UBK). Semua wadah ini dibuat dalam bingkai pendidikan. Membangun karakter dan mentalitas sebagai seorang manusia yang bisa memanusiakan manusia. Pada akhirnya diharapkan bisa berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Apapun itu, yang bisa dikerjakan, laksanakanlah. Ingat, keadilan tidak semata – mata datang dari Tuhan. Keadilan harus diperjuangkan. Berjuang dengan cinta. Manfaatkan semaksimal mungkin potensi yang ada dalam jiwa mudamu, jiwa seorang mahasiswa, mentalitas pejuang. Sekarang bukan saatnya lagi untuk saling menjatuhkan, mencaci maki, bergaya adu gengsi. Karena ketercerai beraian kita lambat laut akan membunuh Indonesia. Bangsa ini sudah  tidak lagi melihat, atau merasakan sepak terjangmu. Siapapun itu, yang merasa sebagai orang berpendidikan, atau kaum intelektual. Bukannya begitu? Bangkit bergerak kawan!

Penulis adalah Anggota Lembaga Pers Mahasiswa Semua  Tentang Rakyat (LPM SETARA), Unswagati Cirebon (SETARANEWS)

Featured

Recent Posts Widget