5 Bahaya Masturbasi Bagi Kesehatan, Cowok - Cewek Wajib Tahu, Mengerikan!

5 Bahaya Masturbasi Bagi Kesehatan, Cowok - Cewek Wajib Tahu, Mengerikan!
Fokuscirebon, Gaya hidup, Kesehatan,Masturbasi - Sobat Fokuscirebon, tentunya pernah dengar dengan istilah Masturbasi, yang dibeberapa daerah penyebutannya beda - beda. Nah, kalian tahu tidak ternyata masturbasi merupakan aktivitas sexsual yang sering dilakukan baik oleh laki - laki, maupun perempuan. Jangan salah, masturbasi ternyata memiliki dampak buruk apabila dilakukan terus menerus bagi kesehatan biologis dan juga alat kelamin. Apa saja dampak buruk masturbasi bagi kesehatan? Ini dia penjelasan lengkapnya guys.


Sebelum membahas mengenai dampak buruk masturbasi bagi kesehatan, alangkah baiknya kita mencoba mengulas dari segi psikologis terlebih dahulu guys. Dulu, aktivitas sexual masturbasi dianggap sebagai aktivitas yang tidak wajar, karena orang -orang yang melakukannya berati memiliki gangguan mental, alias ketidaksehatan psikis, atau rada kurang 'seons' kalau kitya sering meledek orang yang tak 'waras'.

Tapi jangan khawatir sob, kini aktivitas masturbasi bukan lagi sesuatu hal yang dianggap tabu seperti diatas. Saking banyak sering melakukannya - mungkin - sehingga tergolong aktivitas normal. Bagi perempuan, masturbasi bisa membantunya mengetahui cara untuk mencapai klimaks (Baca:Orgasme) pada saat melakukan hubungan sexual. Bagi laki - laki, bisa membantunya mengontrol orgasmenya.

Tapi, walaupun masturbasi juga bisa dijadikan saran bagi pengidap disfungsi sexual, tetap saja manfaatnya tidak seberapa dengan melakukan hubungan sexual secara langsung. Namun, perlu diketahui bahwa masturbasi memiliki dampak yang luar biasa bagi kesehatan, ini dia beberapa dampaknya guys:
5 Bahaya Masturbasi Bagi Kesehatan, Cowok - Cewek Wajib Tahu, Mengerikan!

1. Impotensi: Impotensi merupakan gangguan yang sangat berbahaya apabila terlalu sering melakukan masturbasi. Gangguan pada saraf parasimpatik bisa sangat mempengaruhi kemampuan otak dalam merespons rangsang seksual. Akibat dari hal tersebut adalah melemahnya kemampuan ereksi, bahkan jika terlalu parah bisa mengakibatkan terjadinya serangan impotensi.


2. Kebocoran katup air mani: Kerusakan saraf selain mempengaruhi kualitas ereksi ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada katup saluran keluar masuknya air mani. Kerusakan pada katup tersebut akan menyebabkan mani kadang keluar walaupun penis tidak dalam keadaan ereksi.

3. Kebotakan: Jika terlalu sering melakukan masturbasi maka akan mengakibatkan gangguan hormon yang dapat mengganggu pertumbuhan rambut. Bahkan jika dibiarkan berlarut-larut maka akan mengakibatkan kebotakan.

4. Nyeri punggung dan selangkangan: Kontraksi otot pada saat mengalami orgasme bisa menyebabkan nyeri otot, terutama di area punggung dan selangkangan.


5. Rasa letih sepanjang hari: Jika seorang pria mengalami orgasme maka semua otot dalam tubuhnya akan mengalami kontraksi sehingga akan mengakibatkan terkurasnya sebagian besar stamina pria tersebut, jika orgasme dialami secara berulang maka kemungkinan besar pria tersebut akan mengalami kelelahan sepanjang hari serta mengantuk yang hampir tak terkira. Demikian pula jika terlalu banyak melakukan masturbasi maka pria akan memaksa dirinya untuk terus melakukan kontraksi pada otot-otot di seluruh tubuhnya.

Ejakulasi dini: Jika terlalu sering melakukan masturbasi maka akan menderita ejakulasi dini karena otot sudah dilatih untuk menerima rangsangan yang sangat minim dengan respon yang maksimal. Masalah lain yang timbul adalah berkurangnya sensitivitas terhadap sentuhan orang lain, dan lebih akrab dengan sentuhan diri. Terlalu sering melakukannya juga dapat memicu kulit lecet, pembengkakan organ intim karena tidak menggunakan pelumas.
5 Bahaya Masturbasi Bagi Kesehatan, Cowok - Cewek Wajib Tahu, Mengerikan!

Selengkapnya, kunjungi Demos Magazine 

Baca Juga Artikel Lainnya di Bawah Ini:


Persetan dengan Istilah Kritik yang Membangun (Konstruktif)



Persetan dengan Istilah Kritik yang Membangun (Konstruktif)
Fokuscirebon, Mojok, Opini - Pernah mendengar istilah “Kritik Konstrukstif”, atau dalam bahasa ala Orba “Kritik yang Membangun”. Istilah ini, belakangan mulai ramai kembali menjadi perbincangan khalayak. Terutama pada saat belakangan ini muncul berbagai polemik yang mengecam keras kinerja Pemerintah. Entah di daerah, regional sampai Nasional sekalipun. Telinga penulis, sudah bosan – sangking seringnya – mendengarnya; mulai dari sekelas Pejabat Publik, Walikota, Ketua DPRD, sampai kepada tokoh – tokoh dalam ruang lingkup organisasi kepemudaan, kemasyarakatan, hingga dunia aktivis mahasiswa. Disinisalah satu warisan Orba berhasil menancapkan hingga ke sendi kehiudpan, menjadi sebuaah kebiasaan, dan diamini sebagai kebudayaan.

Baiklah mari kita bahas, apakah betul kritik harus membangun? Pada mulanya, penulis pribadi memang menjadi salah satu pejuang dalam mempertahankan sekuat tenaga argumentasi bahwa “dimana – mana yang namanya kritik ya harus konstrukstif”. Sehingga dalam menyikapi berbagai persoalan yang padahal terlihat dengan jelas oleh kelopak mata, tidak langsung mengecam dan mengkritik keras. Penulis disibukan dengan mencari literasi, diskusi sana – sini, kajian berlembar – lembar. Karena takut mendapat serangan balik, “Mana solusi yang Anda tawarkan. Jangan hanya bisanya mengkritik. Kritik harus dengan solusi, konstruktif,”

Istilah tersebut yang pada akhirnya penulis sadari secara tidak langsung terkadang membuat kritikan yang semula ingin dilakukan, mandek ditegah jalan, sampai akhirnya tak jadi dan hanya dipendam dalam hati, jadi sebuah unek – unek. Menyadari hal tersebut, akhirnya penulis mencoba mencari beberapa refereni soal awal mula istilah itu muncul. Kemudian pengertian masing – masing kata, dan kapan istilah tersebut biasa dikeluarkan, serta oleh siapa. Istilah ini oleh ponulis probadi dikuliti sampai keakar – akarnya, karena berbahaya kalau tidak, fasisme dan feodalisme akan tetap bertengger permanen dalam akal dan sanubari anak negri.

Pertama, “Kritik Harus Membangun” terdiri dari dua kata yaitu “Kritik” dan “Membangun”. Dilihat dari KBBI pengertian masing – masing adalah sebagai berikut; Kritik adalah sebuah kerja kritis untuk melihat sebuah persoalan secara jeli.  Bukan hanya kebaikannya tapi juga kejelekannya.  Bukan hanya pada saat ini, tapi juga jauh melampaui waktu kini.  Sehingga kritik lebih menjadi jembatan untuk menuju penyelesaian persoalan.  Dan sikap krtis dari kritik jelas akan menyoroti persoalan dengan tajam sehingga akan membuat kuping ‘terasa panas’. 

Sedangkan "membangun" lebih dekat dengan sesuatu yang positif.  Sesuatu yang membanggakan. Jadi dari pengertiannya saja sudah muter balik, bertentangan. Apabila dilihat dari ilmu mantiq atau logika ada sebuah istilah yang disebut “Negasi” atau pertentangan. Kata diawal bertentangan (kontraproduktif) dengan kata selanjutnya, kemudian muncul pertentangan yang pengertiannya bertolak belakang maka dapat disimpulkan bahwa kata tersebut tidak logis (Baca: Tidak Masuk Akal). Kesimpulannya, TIDAK ADA istilah kritik yang membangun!

Becermin Pada Sejarah

Persetan dengan Istilah Kritik yang Membangun (Konstruktif)

Bagi teman – teman aktivis ataupun siapun itu yang sering membaca sejarah, terutama soal pergerakan, tentu tidak asing dengan tokoh – tokohnya. Semisal dalam era sebelum kemerdekaan Djohan Sahroejah (Baca: Pendiri Antara) mengecam keras praktik kooperatif para pemimpin pergerakan Indonesia dengan kolonial. Dalam tulisannya tersebut, tidak ada sebait kata yang isinya soal “membangun” atau “solusi” Akibat tulisannya tersebut, Djohan dianggap menghasut, dan meresahkan, sehingga mendekam di penjara Cimahi, Bandung. 

Contoh selanjutnya, yaitu tokoh pergerakan mahasiswa, aktivis hari ini pasti akrab dengan nama “Soe Hok Gie”, yang menjadi salah satu tokoh pelopor pergerakan mahasiswa era Orde Lama dan Orde Baru. Pada saat tapuk kepemimpinan Soekarno sudah diambang batas, melenceng jauh dari garis perjuangan Indonesia Gie kemudian Menulis. “Sokerano muda jauh berbeda dengan Soekarno Lama. Kelakukannya sudah seperti raja – raja Jawa, dengan selir – selirnya yang terlihat anggun,”. Tidak hanya itu, kemudian Gie mengecam pula ketika melihat seorang pengemis memakan sampah,  jaraknya hanya beberapa meter dari istana kepresidenan. Dengan tulisan – tulisan yang terkenal tajam, menohok, mengkuliti, sarat unsur subjektifitas, dianggap berbahaya dengan nalar kritisnya tersebut. Gie pun terkenal dilingkungan raja – raja Jawa beserta ‘babu’ yang dipeliharanya.

Dari sini kita bisa lihat, manusia – manusia yang terlahir dengan semangat zaman pada saat itu membawanya mengalir terus dengan kecaman, kritikan. Pada akhirnya, bisa membawa bangsa ini kearah yang lebih baik. Nalar kritis tersebut lahir secara alami, dan keberanian untuk mengkritik menguat oleh kaadan yang memaksa mau tidak mau harus mengkritik, agar ada perubahan. Karena tidak akan ada perubahan, tanpa adanya kritikan yang menghantam.

Membangun dengan Kritik


Daniel Dakhidae, seorang Ilmuan yang pernah dimiliki oleh Indonesia merupakan salah seorang tokoh yang mengecam dengan keras praktik rezim Soeharto beserta keroco – keroconya, sampai pada tingtkat RT/RW,  menanamkan – lebih tepatynya mengkampanyekan – slogan yang menjadi salah satu pilar orde baru untuk menghalau serangan lawan politiknya yaitu dengan istilah “Keritik Membangun” Ia pernah mengatakan dan menjadi viral dikalangan yang tersadarkan kurang lebih sebagai berikut "Kritik membangun tak pernah ada.  Karena kritik memang tak mungkin dengan bumbu pujian.  Kritik dengan pujian akan menjadi bukan kritik.  Kritik harus tajam menghujam.  Menguliti apa yang tersurat dan menohok yang tersirat.  Menjelujur hingga ke jantung persoalan”. Masih menurut beliau, seharusnya bangsa ini butuh "membangun dengan krtik" bukan dengan "kritik yang membangun" sebagaimana selama itu dilakukan. 

  Apa bedanya? Dalam "membangun dengan kritik" sangat mengandaikan akan keaktifan orang yang dikritik. Orang yang dikritik, baik secara personal maupun dalam kerangka jabatan yang disandangnya, bukanlah objek yang pasif dan harus mempertahankan diri.  Orang yang dikritik diposisikan menjadi subjek yang siap memperbaiki diri dengan kritik apa pun yang siap diterima sebagai konsekuensi sebagai sebuah jabatan publik.  Sehingga setiap kritik diterima dengan lapang dada dan untuk selanjutnya memperbaiki apa pun yang dilakukannya pada saat itu. Jika "membangun dengan kritik" yang dilakukan bangsa ini, maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar. 

 Karena setiap kritik, yang pada dasarnya sering dilandasi oleh perbedaan (baik dalam ideologi atau sekedar pendekatan), bisa memperkaya setiap langkah yang sedang atau akan dilakukan oleh bangsa ini.  Sikap frigid terhadap kritik hanya akan menjadikan bangsa ini kerdil dan tak dapat menghindar dari kemungkinan paling buruk, juga tak dapat memperkaya sudut pandang dalam menghadapi setiap persoalan yang datang menghampiri. 

Saat ini, di era yang katanya reformasi dan Demokrasi sebagai pilar utama dimana kerewelan – kerewelan adalah jalan agar setiap langkah terjamin baik bagi semua elemen masyarakat, bukan hanya mementingan segelintir ‘gorila’ dan ‘kingkong’ yang memang menempati posisi sebagai pengusaha dan penguasa. Salah satu bukti kegagalan reformasi jika saat ini kita masih sering mendengar istilah kritik membangun tersebut, dimana praktiknya kita masih bisa melihat, bagaimana para pejabat publik masih hidup bagai raja yang selalu menganggap dirinya wakil Tuhan di muka bumi dan menjadi sebuah keharamjadahan kalau ada rakyat kecil mengkritik kebijakannya.  Pejabat yang jelas-jelas masih terkungkung dalam pola kehidupan publik orde baru. Lagi – lagi, sebuah kemuduran zaman. 

Sangat disayangkan jika istilah ini kemudian masih tertanam kuat dan menjadi sebuah keyakinan yang dianut oleh para generasi penerus bangsa, intelektual muda tonggak peradaban bangsa, yang tidak lain adalah: MAHASISWA! Semoga kalian yang masih menghamba pada istilah tersebut tercerahkan dan tersadarkan, sesegeralah bertobat. Dan mari kita ramai – ramai memberikan kritik!

Notes: Diambil dari berbagai sumber!

Oleh Al-Aziz
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Akuntansi, Tingkat dewa! 
Sumber: Demosmagz.com 



Loker Staf Ahli di Komisi Informasi Pemkot Cirebon, Terbuka Untuk Umum!

Fokuscirebon, Loker PNS, Loker CPNS, Loker Tenaga Kontrak PNS, Kota Cirebon - Tahun anggaran 2017 ini, Komisi Informasi Kota Cirebon akan membuka lowongan kerja (loker) baru bagi Komisioner pada pada sekretariat non pns/asn bidang Administrasi Persidangan Majelis dan hal-hal yang berkaitan dalam kinerja Komisi Informasi Kota Cirebon dalam rangka meningkatkan pelayanan yang maksimal pada masyarakat khususnya Kota Cirebon ,
Kebutuhan mengenai informasi publik semakin meningkat seiiring dengan berkembangnya teknologi informasi komunikasi yang memungkinkan memasuki era digital. Sebagai Pemerintahan yang baik, bersih, dan untuk mematuhi unsur God Goverment maka asas transparansi dan akuntabilitas menjadi salah satu pilar. Menjamin asas keterbukaan tersebut, yang merupakan hak setiap warga negara untuk memperoleh informasi mengenai kepentingan publik maka dibentuklah Komisi Informasi.

Maka dari itu, pekerjaan yang semakin bertambah pastinya dalam masa masih diberlakukannya morotarium PNS yang tidak membolehkan melakukan pembukaan loker cpns, hanya saja dibolehkan untuk membuka lowongan tenaga kerja pembantu (tenaga kerja kontrak). Dalam hal ini komisi informasi membuka lowongan kerja sebagai STAF AHLI di Komisioner, persayaratannya sebagai berikut:
Posisi: Staff Ahli

Persyaratan :

Pendidikan min. S1 dari berbagai disiplin ilmu
Memiliki kemampuan komunikasi dan presentasi yang baik
Mampu mengorganisir dokumen dan fasilitator dalam hal Ajudikasi non Litigasi
Mampu mengoperasikan komputer (internet)
Menguasai perundang-undangan yang terkait dengan Keterbukaan Informasi Publik
Lamaran dilengkapi CV, Referensi/Keterangan Kerja dan dokumen/sertificate lainnya (bila ada) ditujukan Kepada Komisioner KI Kota Cirebon Jalan ARAFURU (Komplek TNI-AL Dewa Ruci) Kota Cirebon 45131.

Email
komisiinformasi@cirebonkota.go.id
atau  
beny.isnaeni@gmail.com

Lamaran paling lambat tanggal 27 Desember 2016

Ketua, ttd ERLINUS THAHAR, A.md.

Info lebih lanjut Pemerintah Cirebon Kota


Motif Mega Mendung Pada Uang Baru Rupiah Pecahan 50 Ribu, Ini Maksud dan Filosofinya!

Motif Mega Mendung Pada Uang Baru Rupiah Pecahan 50 Ribu, Ini Maksud dan Filosofinya!
Fokuscirebon, Uang Rupiah Baru, Bank Indonesia - Belakangan ini Bank Indonesia telah merilis desain Mata Uang Rupiah baru dengan 12 Pahlawan Nasional dan lokal serta jajaran pulau Indonesia sebagai gambar latar belakang desain tersebut. Telebih lagi, untuk ciri khas sekaligus pengamanan ganda agar susak untuk dipalsukan, dalam uang rupiah baru tersebut disematkan gambar icon batik Cirebon, Jawa Barat dan juga Indonesia, yaitu Mega Mendung. Penasaran bagaimana wujud batik mega mendung dalam uang rupiah baru? Simak ulasan lengkap dibawah ini.
Perlu diketahui oleh insan masyarakat luas di Indonesia bahwa dalam mata uang baru tidak hanya saja gambar pahlawan dan pulau nusantara yang eksotis. Ikon lain dijadikan ciri khas seperti flora, dan tarian daerah sebagaimana menggambarkan keragaman kesenian budaya dan keberagamaan manusia beserta isi yang terkandung dalam perut buminya. 

Nah, menjadi perbincangan yang menarik dikalangan masyakarat, khususnya Cirebon ketika melihat icon batik mega mendung yang menjadi kebanggannya dijadikan salah satu gambar dalam pecahan Rp 50.000 dengan gambar pahlawan Ir. H. Djuanda asal Tasikmalaya tersebut yang juga namanya dijadikan nama bandara di Surabaya. 

Untuk bisa melihat gambar batik megamendung tersebut menggunakan sinar ultra violet, karena memang salah satu fungsi keamanan sekaligus keaslian. Gambar batik tersebut berapa di salah satu pojok. bersanding dengan beberapa icon lain seperti  taman nasional pulau komodo, juga gambar penari legong dan bunga jepun Bali. Akan tetapi jika sobat lebih detail lagi melihatnya. Di samping foto Ir.Djuanda kita dapat melihat corak baik mega mendung yang terlihat samar.

Baca Juga:

Jadi ketika sobat memiliki uang pecahan Rp. 50.000 namun tidak ada gambar batik mega mendung jika dilihat dengan sinar ultra violet atau ditrawang bisa sedikit terlihat (samar), maka dapat dipastikan bahwa uang tersebut PALSU. Hal ini dilakukan oleh BI sebagai bentuk pengamanan berlapis uang rupiah. Bentuk pengamanan seperti ini dinilai akan sangat sulit di palsukan.

Seperti kita ketahui bersama bahwa motif mega mendung memiliki filosfi nan agung, tidak sembarang dibuat jika tak ada makna dalam pesan yang ingin disampaikan. Dalam membatik motif Mega Mendung, senimannya juga disyaratkan untuk bersabar, tak mudah emosi dan telaten. Begitu juga pengguna batik Mega Mendung. Pengguna batik bermotif mega mendung juga diharapkan untuk menjadi sosok yang sabar.Mega berarti awan dan mendung berarti redup itu juga maksudnya menaungi atau mengayomi. Mega itu menggambarkan awan yang luas dan Mendung itu simbol Keraton Cirebon yang berkewajiban mengayomi dan melindungi rakyatnya. Selalu membawa sejuk dan kedamaian.
Motif Mega Mendung Pada Uang Baru Rupiah Pecahan 50 Ribu, Ini Maksud dan Filosofinya!

Cerita Awal Mula Muncul Demam Om Telolet Om , Netizen Wajib Tahu!

Cerita Awal Mula Muncul Demam Om Telolet Om , Netizen Wajib Tahu!
Fokuscirebon, hiburan, unik, lucu -  Belakangan ini jagat media sosial (medsos) kembali ramai, heboh, gempar. Bukan soal penistaan atau teror - teror kampungan. Melainkan soal hobi baru yang unik, yaitu #omteloletom . Facebook, twitter dan instagram dipenuhi dengan unggahan video para netizen yang merekam suara klakson bus yang berbunyi "TELOLET" dalam aktivitas kesehariannya. Bahkan tidak sedikit yang sengaja nongkrong di terminal hanya untuk menunggu bus mengeluarkan klaksonnya. Bagaimana sejarah awal mulanya "om telolet om" itu ada hingga buming seperti sekarang? Berikut ulasan lengkapnya guys.
Perkembangan digitalisasi dunia informasi teknologi komunikasi memang begitu pesat, tidak ada sekat, tidak ada batas. Sampai - sampai soal telolet - telolet saja menjadi sebuah #trandingtopic tidak hanya di Indonesia bahkan sampai kelas dunia. Dengan menjamurnya fenomena telolet ini bahkan terdapat beberapa anak muda yang memiliki hobi sama " Yaitu mendengar klakson bus seraya berkata #omteloletom dan menguploadnya di akun medsosnya masing" berkat kesamaan paham dan hobi baru tersebut mereka bersepakat untuk membuat komunitas. "Kumitas bus terminal #omteloletom"

Lucu memang, pasti bakalan ketawa, geli, bahkan nyinyir "lagi pada apa sih, katro deh," menjadi reaksi atas fenomena tersebut. Diterminal sekarang tidak hanya di isi oleh para pejalan kaki, kondektur, pedagang, pengemis, bocah kurus tak berbaju. Melainkan lebih ramai dimeriahkan oleh fenomenan #omteloletom. Omset penumpang bus pun meningkat termasuk dengan yang membuat klakson bus "telolet"
Cerita Awal Mula Muncul Demam Om Telolet Om , Netizen Wajib Tahu!

Fenomena ini sebetulnya sudahlama guys ada di media sosial, sampai ke Youtube. Sudah sejak 2014 bahkan sebelumnya memang sudah ada. Apalagi suara klakson bus telolet kan memang sudah lama sering kita dengar dari masih anak - anak. Cuman pada saat itu, sejarah bermula diawali oleh anak - anak di sekitaran pantura yang sering menjumpai bus dan mendengar klakson berinisiatif merekam suara klaksonnya yang danggap bagus, lucu, dan menarik.

Namun pada awal kemunculannya tidak seramai sekarang. Perkembangan zaman mungkin yang mendorongnya, sekarang hampir setiap manusia memiliki hp. Fenomena #omtelolet om ini bertambah marak dan menjadi hot ketika tidak sedikit para netizen mentandai atau mension kepada artis atau publik figur luar negri. Media televisipun tidak sedikit yang memberitakannya dan menjadi headline.
 Sebut saja DJ Snake, Zedd, Martin Garrix sampai DJ Marshmello ikut ikutan terkena virus telolet. Mereka ramai-ramai menulis di akun twitter mereka dengan cuitan “om telolet om”.

Tidak sedikit dari public figure luar negeri yang bertanya soal apa maksud dari “om telolet om” satu diantaranya adalah mantan pemain tengah timnas Sepak Bola Jerman. Gelandang yang pernah bermain untuk Chelsea itu bertanya pada followersnya apa maksud ‘Om telolet om’ yang di mantion ramai-ramai kea kun twitternya

“I keep receiving #omtelotetom comments can someone explain the #telotet trend? That’s all I found on reviews simple website #indonesia” cuitnya di akun @ballack

Lain Ballack lain juga Firebeatz, DJ dari negeri kincir angin Belanda itu justru membuat remix dari suara klakson yang sedag tenar di Indonesia tersebut. Saat tulisan ini dibuat karyanya sudah di tonton 74.500 orang.

Fenomena masyarakat Indonesia yang kegirangan dengan klakson Telolet dari Bus itu sebetulnya sudah terjadi sejak lama. Beberapa anak-anak dan remaja dari daerah-daerah disekitaran Pantura Jawa sering meminta sopir bus membunyikan klaksonnya yang dinilai unik. Mereka para anak-anak dan remaja itu senantiasa merekam suara telolet dari Bis. Akan tetapi baru-baru ini, netizen sedang asyik mengumbar istilah om telolet om di dunia maya sehingga menjadi viral dan terngiang di seantero dunia. Jadi begitu sejarahnya guya!

Cerita Awal Mula Muncul Demam Om Telolet Om , Netizen Wajib Tahu!



Kenapa Uang Baru Rupiah Dianggap Mirip Uang Asing? Ternyata Ini Sebabnya!

Kenapa Uang Baru Rupiah Dianggap Mirip Asing? Ternyata Ini Sebabnya!
Uang Rupiah baru, Bank Indonesia  - Tertanggal 19 Desember, Senin, Bank Indonesia resmi mengeluarkan desain uang rupiah baru tahun emisi 2016. Semenjak kemunculan uang baru rupiah tersebut, Netizen ramai membicarakan kemiripan uang rupiah dengan beberapa uang negera lain seperti Yuan (Tiongkok), Ringgit (Malaysia), Dolar (Kanada), Euro (Eropa). Tidak hanya itu, perusahaan pencetak uang baru itu pun menjadi sorotan publik. Berikut fokuscirebon akan ringkas persoalan uang di Indonesia yang ramai diperbincangkan.


Guys kalian tentunya suka uang kan? Bukan untuk dijadikan pacar tentunya. Maksudnya suka menggunakan uang untuk keperluan sehari – hari. Sampai terkadang ada sindiran hidup butuh uang, uang untuk hidup. Gila uang, dan terahir uang dijadikan Tuhan. Ya, mau tidak mau memang uang menjadi kebutuhan pokok setiap warga. Tanpa kehadiran uang di saku, atau kantong dan dompet, kita tidak bisa berbuat apa – apa.

Tentunya segala sesuatu yang menjadi kepentingan publik dan konsonsmsi masyarakat banyak, apalagi uang pastinya menjadi kebutuhan semua orang tanpa terkecuali. Sudah semestinya uang di cetak dan dibuat oleh Perusahaan negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Nah setelah dicetak siapa yang menyimpan dan menyebarluaskannya? Yaitu Bank Indonesia. Bukan bank kampong yang keliling meminjamkan uang dengan bunga 20%, itu Rentenir namanya, hehe.

BUMN yang bertugas mencetak uang ada guys, namanya Perusahan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (PT PERURI) yang berdiri sejak 1997. Peruri pada saat memonopoli percetakan atau pembuatan uang rupiah merupakan perusahaan yang maju dan sangat pesat. Sekaligus BUMN yang menyumbangkan penghasilannya untuk kas negara.
Kenapa Uang Baru Rupiah Dianggap Mirip Asing? Ternyata Ini Sebabnya!

Tapi, saat ini Peruri bukan lagi satu – satunya Perusahaan negara yang memonopoli pembuatan uang. Sama dengan perusahan lain, Peruri harus bersaing dengan perusahaan – perusahaan swasta baik local ataupun internasional dalam hal tender percetakan uang. Alhasil, semenjak berlakunya kebijakan tersebut Peruri mengalami penurunan omset dan penghasilan. Kebijakan tersebut seperti biasa dengan alasan korupsi yang menjalar di tubuh peruri.


Kondisi perusahaan terus memburuk, kualitas uang yang dicetakpun semakin menurun. Peruri tidak bisa memenuhi kebutuhan uang yang diminta oleh Bank Indonesia. Legitimasi itu akhirnya Bank Indonesia melakukan tender setiap ingin membuat atau mencetak uang baru. Peruri sendiri harus mengikuti lelang tender dengan perusahan – perusahan swasta lain.

Perkembangan Peruripun akhirnya kalah cepat dengan perusahaan swasta yang bergerak dibidang sama akibat kebijakan liberalisasi sistem percetakan uang di Indonesia. Perusahan swasta sangat maju dengan puluhan anak cabangnya, sementara Peruri sudah burusia hampir 50 tahun tidak lebih dari 5 anak perusahaan.

Liberalisasi dan privatisasi ini kemudian yang mengakibatkan berbagai polemik, termasuk akhir – akhir ini. Uang rupiah baru emisi 2016 dinilai sama dengan beberapa mata uang negara lain, terutama lebih deras dengan mata uang Tiongkok, yaitu Yuan. Disinggung pula kemudian Pemerintah oleh isu tersebut sebagai antek Cina sampai kepada percetakan Uang.

Memang tidak dipungkiri perusahaan – perusahaan swasta percetakan uang kertas dan logam dalam negri terbesar yaitu perusahaan yang dimiliki oleh seseorang berketurunan Tiongkok. Perusahaan ini menjadi perusahaan paling besar di Indonesia. Tidak hanya untuk Indonesia, perusahaan tersebut mencetak pula uang untuk negara lain.


Sudah menjadi rahasia umum kalau percetakan uang memang dilakukan kebanyakan oleh swasta, seperti di Amerika Sendiri, dolar AS dicetak bukan oleh perusahan dalam negri, melainkan oleh perusahan perorangan. Perusahan tersebut menjadi salah satu perusahan terbesar didunia. Uang yang merupakan kebutuhan semua orang dimonopoli oleh segelintir orang tidak hanya dalam jumlah, sampai dalam pembuatannya, dibuat olehnya balik lagi ke perusahaan tersebut dengan keuntungan yang melimpah.
Apalagi, dengan logo Peruri yang barusaja diganti yang katanya lebih filosofis tersebut digantikan dengan lambang MATA SATU. Seperti kita ketahui bahwa mata satu merupakan lambang dewa ra dari Yahudi, seperti yang ada juga dalam mata uang AS. Uang memang menjadi salah satu yang harus dikuasai oleh Yahudi seperti yang tertera dalam kesepakatan kelompok freemason.
Kenapa Uang Baru Rupiah Dianggap Mirip Asing? Ternyata Ini Sebabnya!


Selagi uang tidak dibuat, dikelola, dan digunakan oleh negara demi kemakmuran rakyat. Selama itu juga uang tidak akan berpengaruh atas kehidupan masyarakat. Ganti – ganti warna, desain, tetapsaja bukan hal yang utama. Terpenting uang dibuat oleh siapa dan untuk siapa kemudian untuk apa? Ini yang belum dijawab, sekalipun oleh Bank Indonesia dan Pemerintah, tidak pernah terbuka, terutama soal tender percetakan uang! 

Baca artikel Lainnya Dibawah Ini:


Perempuan yang Sedang Belajar; Mencinta!

Perempuan yang Sedang Belajar; Mencinta!
Fokuscirebon - Mojok, Mampir Nulis, CerpenKarena pahit akan selalu ada, selagi masih berlakunya ejaan yang diakui dengan tulisan m-a-n-i-s. Tak perlu takut mengejanya, meskipun terpatah – patah. Tak perlu ragu untuk bangkit, meskipun tertatih. Larut dalam pusaran keintiman yang telah menjadi sebuah kaleidoskop yang terbingkai permanen memang akan terus membuntuti, kemanapun raga berlari ataupun bersembunyi. Namun, pemaksaan itu penting. Terlalu sulit untuk menemukan titik terang, ketika tidak memaksakan diri untuk beranjak dari kegelapan. Dengan mengenalmu, keberanian itu muncul mendadak. Bak nyanyian jiwa yang berujar dalam dada; inilah saatnya!


Sudah terlalu lama harum mawar tak lagi semerbak. Wewangian apapun bentuknya, tak tercium aromanya. Organ tubuh serasa tak berfungsi sempurna, tiba – tiba macet begitu saja. Hanya satu yang masih berjalan alami, kesedihan yang mengalir bermuara pada satu tujuan; tetesan kekecewaan! Kesekian kalinya, Aku kembali menjadi sosok yang menyeamkan! Menjadi seorang predator, meneguk bermacam minuman, menghisap, memangsa. Semua itu menjadi cirri khas yang terpatri, seolah seperti kepribadian.

Lama Aku menjalani detik sampai ke menit, berlanjut sampai hari, terbangun telah berganti bulan, hingga terlalu larut tak sadar telah berganti kalender. Seperti sebuah keajaiban, bagiku. Seseorang yang Aku anggap sebagai saudara seperjuangan. Membuatku sontak terperenjat terbangun, dengan langkah tergesa – gesa meraup segayung untuk membasuh muka agar  terlihat segar. Lebih dari itu, seperti kesurupan jin dari timur tengah seraya berkata, “Jikalau Semesta memberikan kesempatan, niscaya Aku akan melindunginya”

Dalam urusan kasih, Aku biasa terbuka, dan tak canggung untuk menceritakan. Mulai dari yang mandeg, lancar jaya seperti bus malam, sampai diselip dari kiri ditikungan. Tidak untuk yang satu ini, bukan menjadi konsumsi publik bak figuran papan triplek, bukan juga seperti santapan berjamaah ajang curhat mulai dari layar lebar sampai layar mini. Ini murni Aku privatisasi, menjadi kepentingan pribadi. Menjadi sebuah rahasia perusahaan. Kalau negara, tak perlu ada rahasia – rahasiaan, semuanya harus akuntabel dan transparan.
***
Perempuan yang Sedang Belajar; Mencinta!

Bukan tanpa sebab, terlalu beresiko rasanya ketika seseorang yang menjadi pujaan dalam lingkungan dan keadan yang serba sama, tak jauh berbeda, tekadang juga berlebih menjadi seorang kerabat keluarga. Ditambah lagi bukan cuman Aku satu – satunya manusia yang tertarik dengan sumber daya dan potensi yang ada. Tak sedikit yang kemuidan beropini, “Sangat disayangkan jika jatuh ke tangan yang salah dan tak bertanggung jawab,” .  Citra yang Ada terhadapku, menjadi tantangan. Terlanjur nyemplung, naïf rasanya jika tidak sampai becek sekujur badan. Karena Aku selalu memiliki keyakinan; semua lelaki itu sama dalam urusan jamaah biologiskiyah al cintakiyah.

Jangan salah fikir, Aku bukan terjebak oleh kisah – kisah murahan yang sering kita dengar  dan saksikan bersama bahwa lokasi tak jarang menimbulkan sebuah benih kasih. Sama sekali bukan itu! Aku sengaja menjerusmuskan diri. Mengikuti naluri, berjalan alami, tanpa tambahan pestisida ataupun bumbu kimia. Namun memang, aksi nyata sama sekali belum pernah dilewati. Masih sebatas basa – basi ala sales yang menawarkan dan menonjolkan kelebihan, dan Aku yakin itu membosankan, tak sedikitpun membuatnya luluh lantah dengan seseorang yang tak berkarisma. Setidaknya tidak seperti praktik lain, Aku tidak menjatuhkan lawan saing, itu saja bedanya!

Berbagai pergulatan batin dan fikiran tak dipungkiri menghampiri. Entah tekanan dari luar maupun dalam diri sendiri bak meriam dalam perang.  Mendengar banyak yang sudah melakukan ekspansi, serta berbagai gerakan intelejen yang dilakukan oleh pasukan sekutu dan koalisinya.  Sementara Aku, jangankan dukungan materil, moril pun tak ada. Jelas jika dianalisis menggunakan teori ekononomi S-W-O-T itu, entah kekuatan, peluang, kelebihan, Aku tak punya modal itu. Mungkin hanya satu yang menjadi modal utama; suara hati yang mendorong untuk melakukan jihad memperjuangkan sesuatu yang dicintai sepenuh hati.

Tekad yang lebih dekat dengan kata nekat akhirnya Aku menceritakan apa yang Aku yakini kepada beberapa teman. “ Aku putuskan untuk berani bertarung, apapun risikonya. Jika ia terjadi, jagat raya berati masih memberi kesempatan dan amanah kepadaku untuk berubah,”  Keluarlah kata – kata itu dari mulutku yang bau, baru bangun tidur. Sebut saja temanku yang juga pernah mengalami nasib sama itu dengan inisial Uya. “ Serius? Jangan, lingkungan ini memiliki fatwa dilarang menjalin hubungan lawan jenis. Eh maksudku, dalam satu lingkaran,” ujarnya dengan muka sok serius yang membuatnya semakin memprihatinkan.

Memang itu sudah menjadi salah satu perhitunganku. Namun apalah daya, Aku cuma manusia biasa yang sama sekali tidak berusaha untuk menjadi seseorang yang sempurna, apalagi menjadi ekspektasi semua kaum hawa. Tugasku hanya satu, memperjuangkan. “ Aku udah mengingatkan, jangan nekat. Dia udah tertarik sama yang lain dan tinggal satu langkah lagi menuju jenjang ikatan,”  kembali temanku mengingatkan dengan mulutnya yang sedikit mengeluarkan busa disela – sela bibirnya.

Informasi mengenai Aku mengincar target menyebar keseluruh jagat dunia persilatan, bak sayambara, masuknya Aku turut campur  langsung diumumkan.  Mendengar cerita dari para tim suksesnya berbagai gerakanpun semakin masif. Manuver – manuver dilakukan, termasuk gerakan mempengaruhi jangan sampai Aku yang memperoleh permata itu. “ Kamu yakin? Bukan bermaksud melarang, itu hakmu.” Kali ini temanku terdengar lemas mengingatkan.
***
Perempuan yang Sedang Belajar; Mencinta!

Suatu malam ditengah guyuran hujan yang menambah kesenyuian, dipojok ruangan biru dengan tembok tripleknya yang terlihat kusam namun tetap menggairahkan dengan kata – kata semboyan perjuangan. Sedikit demi sedikit Aku kembali mengurai kebelakang, Apa benar atau tidak yang akan Aku perbuat kedepan. Aku kembali berfikir, merenung, berdamai dengan hati. Sampai kemudian bisikan itu datang, tidak ada salah atau kalah dalam urusan berjuang. Aksi nyata walaupun hanya secuil akan berkesan ketimbang ribuan kata – kata yang hilang terbawa angin dan lapuk termakan zaman.

Sontak kemudian Aku ingat dengan salah satu Idolanya yang kebetulan sedang mampir di sebuah restoran. Bergegas Aku mengambil kamera, tarik nafas dalam – dalam untuk mengumpulkan keberanian. Kuda besi Aku tunggangi menerobos celah – celah hujan sampai lampu merah. Si Idola itu sedang dikerumuni oleh penggemarnya yang lain. Aku duduk memegang kamera, badan terasa bergetar, bisa karena grogi juga karena kedingininan. Satu persatu mulai meninggalkan meja, Aku langsung berlari menghampirinya menahan agar tidak dulu menampilkan karya ajaibnya. “Minta waktu sebentar, tolong. Ada seseorang yang Aku nyaah banget dan dia mengidolakan akang. Namanya Juwita, Ia pengen ketemu cuman mungkin waktu belum berkehendak. Tolong sapa dia, dan bantu Aku mengatakan keluh kasih kang,” ucapku dengan terbata –bata. Grogi ya, gugup alagi. Dengan perhatian puluhan pasang mata tertuju kepadaku dan idolanya.

Mengerti dengan raut wajah dan pesan yang Aku sampaikan melalui gerak tubuh Ia langsung menyambut dengan senyum, “Hai Juwita, dia pantas untukmu, karena mau memperjuangkanmu, pokoknya dia” ujarnya. Kemudian sang Idolanya mengajak Aku bernyanyi dengan berujar, “Jika kau lelaki Ayo bernyanyi bersama disini, soal asmara”.

Bukan bermaksud mencari dukungan, apalagi memelas dikasihani.  Berbuat  terbaik yang Aku bisa seoptimal mungki, walaupun beda, out of the box, sedikit nakal, konyol barangkali. Berbekal durasi rekaman itu Aku kembali, begadang semaleman untuk merangkainya menjadi sebuah video pendek yang utuh. Tak lupa dengan sebatang bunga disampingku yang sudah tak wangi karena terguyur air dan juga kepulan asap. Selesai sudah, saat nya tidur. Mengumpulkan nyawa untuk gencatan senjata.

Suasana malam tersebut membuatku bangkit, ditambahlagi dengan momentum hari besar bangsa. Aku fikir sebagai momentum pas untuk merubah keadaan. Dimana Aku yang ingin merdeka, menyampaikan pendapatku akan suatu hal yang harus diperjuangkan. “Diantara mereka yang menghuni atau sekedar mampir bermain semuanya Aku anggap sama; teman dan keluarga, yang juga harus Aku perjuangkan. Aku pun cinta pada mereka.  Kecuali dengan kamu, lebih dari itu. Kau pasti tahu apa maksudku?,”  ungkapku sambil bertekuk dengan sedikit berkaca menahan kenyataan yang Aku perjuangkan.  

Unjuk ‘rasa’ Ini yang bisa Aku buat, tidak lebih, jauh dari kata banyak.  Berjuang. Hidup yang tak pernah diperjuangkan tak akan pernah dimenangkan. Begitulah pepatah bijak mengajarkan.  Manis-pahit teralu biasa dalam urusan berjuang dan diperjuangkan. Cinta memang harus diperjuangkan, begitupun sebaliknya. Kata sia – sia, kecewa, itu tak ada dalam teori atau rumus berjuang.  Hanya saja perlu kesabaran revolusioner untuk mencapainya.   Sejarah pasti berulang dan membuktikan kebenarannya. Itu saja.

Untukmu, Perempuan yang sedang Belajar  

(Al- Aziz, Cirebon, 20 Desember 2016)

Indonesia Bakal Juara Aff Cup 2016, Percaya Tidak?

Indonesia Bakal Juara Aff Cup 2016, Percaya Tidak?
Fokuscirebon - Malam tadi seluruh penjuru negeri kembali ramai, baik didunia maya sampai dunia nyata. Bukan karena isu SARA yang norak, melainkan soal sepakbola. Indonesia berhasil mengalahkan Thailand di leg pertama piala AFF 2016, di Stadiun Pakansari, Bogor, Rabu (14/16). Tim Nasional yang masih dipunggawai Boas Salossa dan kawan-kawannya tinggal selangkah lagi mencapai gelar juara yang telah dinantikan rakyat Indonesia.
Beribu pasang mata memenuhi stadium, hiruk pikuk dengan sorak sorainya yang tak terlewatkan berhasil memberikan tambahan semangat kepada para pemain yang dinahkodai oleh Alfred Riedl. Sempat tertinggal 0-1 dibabak pertama berkat gol Teerasil Dangda tidak membuat Indonesia menyerah begitu saja.
Baru pada babak kedua, berkat Gol penyama kedudukan yang dicetak oleh Rizky Pora membuat semangat  pasukan garuda kembali melejit. Gempuran – gempuran serangan para pemain Indonesia terus dilancarkan dan akhirnya pada paruh waktu babak kedua, Hansamu Pranata pemain belakang yang masih ‘belia’ tersebut berhasil membalikan kedudukan menjadi 2-1.
“Kami jadi semakin percaya diri untuk laga kedua, Kami harus tetap fokus dan tidak gegabah jika ingin menjadi juara,” Ujar Rizki Pora seperti yangdikuti dari Koran Kompas, edisi Kamis, 15 Desember 2016.
Nada optimis serupa datang dari pemain ‘blasteran’ Stefano Lilipaly, pemain yang satu ini menjadi pilar penting dalam skuad timnas, kontribusinya cukup besar dalam mengobrak ngabrik pertahanan dari Thailand. Walaupun tak mencetak gol dalam berikutnya ia yakin jika tim bermain seperti sekarang tidak menutup kemungkinan bisa menang walaupun di kandang lawan.
“Jika bermain konsisten terus seperti sekarang, bisa jadi di laga kedua nanti bisa meraih kemenangan kembali,” ujarnya meyakinkan.
Kemenangan tim nasional Indonesia dalam laga pertama Piala AFF 2016 menjadi viral, hampir semua kalangan membicarakannya. Tidak mau kalah, hampir semua media nasional maupun lokal menjadikan headline utamanya seputar kemenangan Indonesia tersebut.
Selengkapnya di Demosmagz.com 

Pengalaman menyusuri daerah Perbatasan, Senyuman di Balik Keterbelakangan!


Pengalaman menyusuri daerah Perbatasan, Senyuman di Balik Keterbelakangan!
Fokuscirebon.com, cerpen - Waktu itu, sekitar pukul 04 Pagi WIB, Aku menuruni anak tangga dari sebuah petak kamar tempat seorang Kerabat, Jakarta Selatan kalau tak salah.
Keluar dari pintu gerbang menuju jalan besar untuk menunggu Ojek yang telah Aku pesan sebelumnya, dengan jalan yang masih tergopoh, mungkin karena masih ngantuk, atau sebuah firasat buruk.
Sang penolongpun sudah tiba, tak banyak omong aku langsung menunggangi kuda dan menuju ke salah satu Wisma di Jakarta, tempat yang akan Aku kunjungi selanjutnya. Waktu masih petang Aku rasa, matahari belum terlihat oleh kelopak mata. Jalanan sudah ramai, lalu lalang kendaraan terlihat saling berkejaran,
tak peduli samping kiri-kanan, tak peduli depan atau belakang. Apa memang seperti ini kehidupan di sebuah Kota Megapolitan. Tak terasa, Aku sudah sampai di tempat tujuan. Beberapa teman sudah mulai berdatangan, dan kami pun saling bersalaman dengan sedikit perbincangan - perbincangan sambil menungu kedatangan teman lainnya.
Raut muka riang gembira terlihat dari teman - temanku, seolah - olah tidak sabar ingin segera sampai ke lokasi. Owh Ia, kami dikumpulkan sebagai 20 Besar Finalis lomba menulis Esai yang diselenggarakan oleh SKK MIGAS.

Dan sekarang ini Agendanya kita akan melakukan kunjungan ke Industri Hulu Migas, tepatnya wilayah operasi dan pemberdayaaan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Teman - teman dari berbagai kampus, favorit dan unggulan di Indonesia, sudah berkumpul semua. Hanya saja, cuman Aku yang berasal dari kampus basa, di perbatasan Jawa Barat, tepatnya di Cirebon. Minder? Tak ada dalam kamusku, apalagi gengsi. Pendidikan pada dasarnya sama saja, kita yang menentukan pada akhirnya. Langsung saja, kita memasuki semacam Elf, beserta mas, akang dan teteh panitia yang ramah dan tidak sombong, Aku suka.

Mobil Elf, mulai bergerak menyusuri jalan - jalan tol dalam Kota Jakarta, menuju arah Karawang. Seperti biasa, pemandangan di Kota setiap pagi, hamparan kendaraan yang terbentang saling berdesakan menunggu gilirtan keluar dari kemacetan, serta gedung - gedung pencakar langit yang seakan bergandengan tangan, begitu dekat sekali. dan Dibawah gedung tersebut, bersarang rumah - rumah yang hemmm, lanjutkan sendiri cerita ini.

Aku fikir, jarak dari Jakarta ke Karawang tidaklah jauh, paling lama kalau terjebak macet pun sekitar 2 jam. Ternyata Aku salah, ketika nanya ke Pak Supir dan Teteh Panitia jarak tempuh ke Lokasi tempat beropasi PHE ONWJ sekitar 4 jam. Aku disitu sontak langsung terkejut, ko Bisa sampai sebegitu lama, padahal yang apabila ditarik garis lurus hanya 40 KM dari pusat ibu Kota menuju lokasi, kata Teteh Panitia yang lainnya. Hemm, jarak yang ditempuh berasa Aku mau balik lagi ke Cirebon. Karena jarak yang
ditempuh cukup lama, sedikit demi sedikit Aku mulai terhipnotis oleh jalan tol yang membosankan itu, dan akhirnya lambat laun aku tertidur. Teman - temanku yang satu mobilpun sama, pulas. Kecuali Pak Sopir yang masih duduk tegak. Aku tak tahu, kejadian apa saja yang terlewati saat Aku tidur, hanya saja Aku dan teman - teman lainnya mulai terbangun karena goyangan mobil makin lama makin asyik. Sangking Asyiknya sampai terpontang panting kepala ke kanan dan kiri. Kenapa bisa demikian? Ya tidak lain karena memang akses jalan transportasi menuju lokasi sangat menghawatirkan.

Jalan bebatuan, ditambah lumpur yang terendam air hujan, jalan off road banget pokoknya.
Aku tak terbayangkan sebelumnya, logika dan nalar sehatku tidak sampai. Bayangkan saja guys, daerah yang letaknya tidak jauh dari Ibu Kota tempat para Pejabat yang gagah, dan mungkin enggan ke tempat Ini, takut sepatu pantopel dan jaz kebanggannya kotor terkena lumpur pedesaan. Sudah 71 tahun Indonesia merdeka, dan perusahaan MIGAS (asing sebelum Pertamina) puluhan tahun bercokol dan beroparasi di daerah ini, akses jalan baru di bangun tahun ini, ya TAHUN INI! Ngapain aja? Desa tempat mereka merauk pundi - pundi keuntungan sampai tidak terawat, Pemerintah juga tak terlihat!
Pengalaman menyusuri daerah Perbatasan, Senyuman di Balik Keterbelakangan!

Berhubung sedang ada perbaikan jalan, Aku beserta rombongan lainnya tidak bisa melintasi agar sampai ke Loksi. Hanya ada satu alternatif, yaitu jalur Air, sungai tepatnya. Aku turun lebih dahulu dari mobil, teman - teman yang lain masih asik didalam mobil menikmati AC. Karena memang diluar panas, hemm lagian mana ada daerah pesisi yang sejuk! Sambil menunggu perahu dan perlengkapan keamanan untuk melintas, Aku memesan Es untuk menghilangkan dahaga, sekaligus mungking mendinginkan hati dan otakku yang mendadak panas melihat keadaan sekitar daerah ini. Dengan pelayanan ramah, dan sentuhan tangannya
yang sudah terlihat keriput seorang nenek memberikan ES yang Aku pesan. Sambil menikmati ES dan sebatang tembakau Aku ngobrol bersama para supir dan kaka panitia. Bagiku, tembakau dan kopi adalah media komunikasi. Suasana perbincangan akan semakin terasa aklrab. Sambil memperhatikan Nenek pemilik Warung Gubuk ini Aku bertanya, "Nek, Ini Jalan diperbaiki dari kapan? Dan sejak kapan terahir ada jalan dibangun seperti ini?" Sambi mata menatap ke atas, artinya Nenek sedang mengingat - ngingat lalu dengan lembut menjawab. " Tidak tahu Mas, Lupa. Tahunya, ini baru dibangun lagi jalannya," Entah karena faktor
usia, atau karena memang sudah begitu lama jadi Nenek ini tidak Ingat lagi. Namun, mendengar pertanyaanku, seorang panita ikut nimbrung dan menjawab, " Kami baru bangun Jalan Ini, bekerja sama dengan Pemda setempat," ujarnya.
Sebetulnya Aku masih ingin berbincang panjang lebar dengan Nenek ini dan warga lainnya. Sayangnya, perahu dan perlengkapan lain sudah tiba. Dan teman- temanku yang lainnya mulai turun dari mobil. Dengan bergesa - gesa, untuk mendapatkan perlengkapan. Hemm, takut tidak kebagian kayaknya. Perlengkapan seperti helm dan jaket pelampung sudah Aku pakai, kemudian ada sedikit arahan untuk safety prosedur. Aku mendengarkan, teman - temanku juga sama. Hikmat sekali kelihatannya. Selai arahan, Aku mulai menaiki perahu kayu warga sekitar, teman - temanku juga menaiki perahu, tentunya berbeda - beda, mengingat kapasitas daya tampung

perahu. Kebetulan sekali, Aku satu perahu dengan Kordinator Pemberdayaan masyarakat dari Pertamina. Dengan sedikit mendekatkan diri, karena tidak terdengar oleh suara mesin disel perahu, Aku dan teman lainnya mulai membuka obrolan. Berbagai pertanyaan dilontarkan teman - teman, mulai dari akses jalan, air, sanitasi, faskes dll. Yang intinya, semuanya masih sangat tertinggal dan terbelakang, titik!
Sungai terlihat lebar dan dalam ini sedikit menghibur mata, disamping kiri tanaman - tanaman bakau berhamparan, bisa dibilang hutan bakau. Disebelah kanan, terlihat anak - anak, pemuda, dan orang tua yang melihat perahu kami sambil tersenyum melambaikan tangannya. Luar biasa, serasa jadi bahan perhatian publik sekitar. Perahu kami tidak lepas dari tatapan mata para penduduk sekitar. Kemudian Bapak Kordinator ini mengatakan, "Jangan kaget, warga disini memang demikian. Jangankan perahu, melihat mobil juga udah kayak ngelihat harta karun. Benar - benar terisolir, sinyal ponsel pun hanya kartu tertentu. Tak terasa sudah sejam lebih kami mengarungi sungai yang menjadi akses tyransportasi warga ini,
dan akhirnya sampai di Desa Sedari, daerah paling ujung Kabupaten Karawang. Ada sekitar 4000 orang dan 100 lebih KK yang berada di Desa Sedari ini, dengan luas Desa sampai ribuan hektar. Mayoritas warga berperkerjaan sebagai petani tambak, nelayan sebagian, yang itu semua dijual ke tengkulak - tengkulak yang sudah siap menunggu. Karena memang tidak ada Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Desa Sedari ini. Setelah turun dari perahu, jalan disini pun sama terlihat becek. Meamng terlihat seperti terkena pasang (rob) atau hujan. Kemudian, kami diajak oleh Panitia mengunjungi salah satu tempat pemberdayaan masyarakat yang dikelola oleh Pertamina. Sejak 2009 Pertamina mengakuisi blok ONWJ ini. Produksinya pun meningkat dari sebelumnya,
salah satu prestasi, Pertamina kembali melakukan nasionalisasi Aset SDA Indonesia. Dan pada Tahun 2013 kalau tidak salah, Aku lupa, mulai dibangun istalasi air bersih (mineral) program CSR dari PHE ONWJ. Karena memang Air di Desa Ini Asin, dan tidak layak untuk dikonsumsi. Air payau disini diolah menggunakan alat yang kemudian menjadi AIR MINERAL. Tempat isi ulang Air ini menjadi satu - satunya sumber air bersih yang ada di Desa Sedari.
Mnejadi tumpuan masyarakat untuk makan, minum, cuci hingga mandi.
Informasi yang membuat merinding, dan memilukan lagi yaitu selain soal akses jalan tadi. Akses terhadap Air layak konsumsi juga baru bisa dinikmati oleh masyarakat beberapa tahun kebelakang. Yang sebelumnya, selama berpuluh - puluh tahun masyarakat mengandalkan Air hujan dengan membuat penampungan untuk kebutuhan Airnya. Digunakan untuk minum, mandi dll. Tidak sedikitpun memikikran kesehatan, bagi masyarakat yang penting bisa mendapatkan Air. Bahkan sampai memburu Air Hujan. Jadi kalau di desa sebelah hujan, masyarakat membawa drigen untuk menampungnya. Istimewa bukan perjuangan masyarakat disini?
Padahal disebelahnya berdiri fasilitas pengeboran minyak dan gas bumi. Dilautnyapun terlihat ada fasilitas sama. Kita tahu sendiri, jumlah keuntungan yang diboyong perusahaan migas (asing) berapa selama berpuluh - puluh tahun beroprasi di blok ini? Dan ditinggalkan kembali ke negeri Asalnya dengan menyisakan ketimpangan sosial, ekonomi dan budaya. Berbeda setelah di pegang kendali oleh Pertamina. Yang secara psikologis sebagai orang Indonesia pasti setidaknya bakal terharu melihat kondisi warga sekitar sebagai seorang manusia. Kpedulian itu kemudian muncul dan membuat beberapa program CSR berbasis pemberdayaan dan perbaikan infrastruktur. Seperti tadik yang diceritakan, instalasi air bersih, jalan, BUMDES, sampai Jembatan Baru yang sangat dirindukan
oleh warga. Karena tadinya jembatan tersebut hanya dari susunan bambu selama berpuluh tahun, hanya bisa dilewati motor.
Soal akses kesehatan pun juga sama, tidak kalah mengagetkan dengan cerita tadi. Angka kematian bayi sangat tinggi, karena mengandalkan dukun bayi. Dan bidan baru ada sekarang - sekarang ini, tentunya yang juga memiliki jiwa sosial tinggi karena mau didempatkan di daerah pelosok, walupun dijawa, belum di Papua. Sanitasi juga masih buruk, walaupun sudah dibangun WC Umum tetap saja susah. Perlu waktu untuk merubah itu, karena memang sudah jadi kebiasaan,warga buang air besar dan kecil disungai, soal kenyamanan katanya.
Puskesma pembantu juga baru ada ada, sebelumnya warga perlu menempuh jarak puluhan kilo untuk ke Puskesmas. Dengan menggunakan perahu itu juga. Ditambah lagi soal rob dan pasang, sampai memasuki rumah - rumah warga. Menmbah sederet cerita haru selanjutnya, yang memang menjadi PR bagi tim pemberdayaan dari PHE ONWJ.

Pengalaman menyusuri daerah Perbatasan, Senyuman di Balik Keterbelakangan!
Setelah diajak melihat - lihat kondisi desa, kemudian kami diajak menuju rumah Pak Lurah, atau Kepala Desa Sedari. Dengan melewati perkampungan warga, anak - anak menghampiri sambil berjabat tangan, ibu - ibunya tersipu ramah. Tibalah kami di rumah Kepala Desa tadi, yang katanya akan dijamu makan siang. Sesampainya di rumah Kades, sedikit terkejut juga Aku melihat rumah pak Kuwu. Warna cetnya yang begitu ngejreng, luas rumah dan perabotan dalamnya terlihat kontras dengan rumah - rumah yang ada di sekitarnya.
Rumah bilik, setengah bilik, setengah bata, ada yang belum jadi, yang reot juga banyak. Malum, namanya juga kepala Desa, tak Aneh kalau beda sendiri. Setelah usai makan di rumah Kuwu, kami melanjutkan Sholat Duhur dan kemudian menuju wilayah operasi PHE ONWJ.

Disini kami kembali mendapatkan berbagai materi, soal mitos Indonesia Kaya Migas. Soal investasi migas yang harus digenjot. Soal produksi migas. Kesemuany menambah wawasan kami tentunya. Dan pematerinya langsung oleh manajer PHE ONWJ, kesempatan menarik bisa bertemu.
Setelah itu kami semua berbondong - bondong menuju lahan untuk melakukan penanaman pohon bakau. Yang tujuannya tak lain dan tak bukan untuk mengatasi abrasi, rob dan pasang. Dengan harapan agar pohon ini bisa tumbuh kembang maksimal, dan bisa melindungi warga - warga sekitar. Program menarik, setiap karyawan pun diwajibkan menysisihkan gajihnya utuk membeli bakau dan ditanam langsung. Aspek lingkungan dan keberlanjutan jangka panjang benar - benar diperhitungkan.
Kegiatan kami hari ini selasi dengan mengunjungi Desa Sedari dan ditutup dengan penanman tadi. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Karawang untuk tidur di Penginapan.

Sebetulnya malu Aku menceritakan ini, setelah Aku mengnjungi daerah yang benar tertinggal di Jawa, bukan di Papua atau Kalimantan sana. Lalu Aku bisa tidur nyenyak dengan selimut tebal ala hotel berbintang.
Aku pun sedikit merenung, ngomongin soal rakyat digedung - gedung bertingkat. Membicarakan nasib pembangunan desa di auditorium hotel - hotel bintang tiga sampai lima. Ketika subsidi BBM dibegal entah ke mana. Mungkin dialihkan ke BUMN yang tengah dahaga Atau ke gedung DPR untuk jatah parpol berpesta, Tinggallah minyak yang kapan saja bisa naik harga, Rupiah tumbang kehilangan keperkasaannya, lalu kalian masih bicara semua baik-baik saja… 

Aku pun sama, kembali merenung melihat kondisi sebagai seorang Mahsiswabertumbuh menjadi generasi rapuh Belajar berdiskusi perihal rakyat di kafe-kafe yang mewah, Belajar problem solving di tengah hingar bingar musik diskotik yang hedonis, Belajar soal kebangsaan di mal-mal kota yang kapitalis, Belajar perihal cinta bangsa dari drama-drama korea yang sok romantis, Belajar nasionalisme sekedar dari menyusuri luasnya lapangan futsal. 

Ini ceritaku hari ini, besok dilanjut guys. Intinya pembangunan Desa menjadi tolak ukur kesuksesan sebuah pembangunan Nasional. Program Nawacita untuk membangun Indonesia dari pinggiran harus kita Kawal. Tentunya dengan adanya industri hulu migas yang kesemuanya berada di pinggiran, bukan di samping monas, atau belakang istana merdeka. Bisa mendorong pertumbuhan pembangunan di Desa sekitar tempat beroprasi. Harapannya, ya Ekonomi, sosial dan Budaya masyarakat bisa terpenuhi dengan adil, dan makmur. Maka membesarkan bangsa bisa sedikit demi sedikit kita raih. Sekian guys, selamat tidur. Jangan lupa cuci kaki, gosok gigi, gosok hati nurani. Sebelum Aku tidur, masih terngiang senyuman mereka, walaupun dalam keadaan apa adanya, dan tak ada apa - apanya.

Pengalaman menyusuri daerah Perbatasan, Senyuman di Balik Keterbelakangan!

Featured

Recent Posts Widget